Siapkah Indonesia Tanpa Energi Fosil?
KOMPAS – IESR (INSTITUTE FOR ESSENTIAL SERVICES REFORM)
Wacana mengenai transisi energi kian menguat di masa pandemi Covid-19. Pandemi menyebabkan
ekonomi global, tak terkecuali Indonesia, masuk ke jurang resesi. Pembangunan rendah karbon
dipandang sebagai solusi pemulihan ekonomi yang terpuruk akibat pandemi tersebut.
Pembangunan rendah karbon adalah kebijakan, program, dan pelaksanaan pembangunan yang
menghasilkan pertumbuhan ekonomi rendah emisi gas rumah kaca. Model ini sebagai respon
terhadap penanggulangan dampak perubahan iklim, perbaikan kualitas lingkungan, dan pencapaian
tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDG’s). Pembangunan cara ini menempatkan isu perubahan iklim sebagai basis utama untuk mendukung pilar ekonomi, sosial, dan
lingkungan.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, ada lima kegiatan prioritas
dalam pembangunan rendah karbon. Kelima kegiatan itu adalah pembangunan energi berkelanjutan,
pemulihan lahan berkelanjutan, penanganan limbah, pengembangan industri hijau, serta rendah
karbon pesisir dan laut. Sayangnya, anggaran negara untuk kegiatan tersebut terbatas.
Dari catatan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), kebutuhan pendanaan
pembangunan rendah karbon per tahun di Indonesia idealnya sebesar Rp 306 triliun. Saat ini,
pemerintah hanya menganggarkan Rp 23 triliun sampai Rp 34 triliun per tahun. Terdapat selisih yang
lebar untuk pembiayaan pembangunan rendah karbon tersebut.
Padahal, diproyeksikan akan ada penyerapan 4,4 juta lapangan pekerjaan “hijau” yang tersedia
dalam pembangunan rendah karbon di Indonesia. Dari kelima kegiatan prioritas di atas, apabila
dilaksanakan, potensi kontribusi terhadap perekonomian nasional di 2030 akan mencapai hampir Rp
600 triliun.
Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah)
Mengapa daerah harus berpartisipasi mengembangan energi terbarukan? Kebijakan macam apa yang harus dikeluarkan Gubernur untuk mendorong pengembangan energi terbarukan itu? Bagaimana keberhasilan dengan PLTS Atap RUED?
Darmawan Prasodjo (Wakil Direktur Utama PT PLN Persero)
PLN menjadi kunci penting untuk menyerap tenaga listrik energi terbarukan yang dibangun swasta. Sejauh mana komitmen PLN untuk terus mengembangan energi terbarukan di Indonesia? Apa saja strategi dan targetnya?
Lucia Karina (Public Affairs, Communications & Sustainability Directors Coca Cola Amatil)
Apa pentingnya pemanfaatan sumber energi terbarukan bagi sektor industri di Indonesia, khususnya makanan dan minuman? Apakah pemanfaatan energi terbarukan memengaruhi pasar? Bagaimana kesiapan dan keberhasilan penerapan atap panel surya?
Tri Mumpuni (Ketua IBEKA)
Membagikan pengalaman pendampingan pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Apa tantangan, kendala, dan kunci suksesnya?