Salah satu keunikan dari Papersmart COP adalah penerapan layanan ‘Papersmart’. Artinya adalah seluruh publikasi yang ada akan diperbarui di melalui smartphone apps, dan juga banyak tersedia laptop di koridor-koridor yang menghubungkan antara blue zone dan green zone dari Qatar Convention Center.
Namun tentu saja, bagi banyak pihak, hal ini sama sekali tidak ‘smart’. Beberapa publikasi mengenai jalannya proses negosiasi seperti publikasi ENB (Earth Negotiation Bulletin), artikel-artikel dari NGO seperti Climate Action Network (CAN) dan Third World Network (TWN), tidak lagi beredar dalam bentuk kertas. Mereka menerapkan stiker untuk smartphone application atau mencetaknya dalam ukuran poster, sehingga bisa ditempel di lorong.
Negosiasi perubahan iklim bukanlah sebuah event yang memberikan kesempatan bagi para delegasi untuk bisa ada di satu tempat dalam waktu yang lama; cukup lama untuk membaca berita terbaru seputar negosiasi. Itu sebabnya, poster-poster yang berisi informasi mengenai hal-hal baru di negosiasi tidak terlalu efektif untuk memberikan informasi tersebut.
Hal ini ternyata tidak hanya mempengaruhi ketiga buletin/newsletter terbesar seperti diatas. Ide papersmart ini bahkan mempengaruhi UNFCCC dalam mempromosikan side event yang mereka lakukan. Beberapa orang dari UNFCCC terpaksa harus berdiri dan membagikan flyer mengenai side event yang akan mereka lakukan.
Hal ini memang sesuatu yang baru untuk COP atau mungkin climate change negotiation lainnya. Walau demikian, harus diakui bahwa untuk COP 18 yang sangat penting ini (akhir dari periode pertama Protokol Kyoto serta akan berakhirnya mandat dari LCA), apakah papersmart menjadi pilihan yang smart untuk jalannya negosiasi?