Jakarta, JawaPos.com – Kepala Badan Pengatur Hilir Migas Fanshurullah Asa mengatakan Program BBM Satu Harga akan selesai sebelum Juni 2019. Sebarannya tinggal 29 titik lagi. Adapun, wilayah tersebut ada di Maluku, Kalimatan, Sulawesi dan Papua.
Ifan, sapaan akrabnya menerangkan sejak dicanangkan pada 2015, BBM Satu Harga sudah menjangkau 131 titik di wilayah terdepan, terpencil dan terluar (3T). Sebanyak 122 titik dikerjakan PT Pertamina (Persero), sisanya dikerjakan oleh PT AKR Corporindo Tbk.
“Sisa 29 nanti itu bisa diresmikan sebelum Juni 2019. Jadi bisa kami kebut pengerjaannya,” ujar Fanshurullah saat konferensi pers di Kementerian ESDM, Senin (31/12).
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan target capaian BBM Satu Harga di pertengahan 2019 ini menjadi mungkin lantaran ini adalah salah satu kebijakan populis pemerintah.
“Saya kira memungkinkan. Pemerintah akan berusaha all-out untuk mencapai target ini karena kebijakan ini populis dan sangat penting untuk menunjukan keberhasilan pemerintah,” kata Fabby saat dihubungi Jawapos.com, Rabu (2/1).
Dia menilai, saat ini persoalan yang sering menghambat bbm satu harga adalah logistik dan sistem distribusi. Jika belajar dari pengalaman pada 2018, ia menilai Pertamina sudah bisa lebih cepat mengatasi kendala-kendala tersebut. “Saya kira belajar dari 2018, Pertamina bisa lebih cepat mengatasi kendala-kendala tersebut,” tandasnya.
Adapun, adanya BBM Satu Harga disebut telah mendorong aktivitas perekonomian di daerah 3T, karena masyarakat semakin mudah mendapatkan akses BBM. Dimana, harga BBM di tiap pulau yang sebelumnya tinggi berkisar Rp 7.000 hingga Rp 100.000 per liter kini turun jauh menjadi Rp 6.450 (premium) dan Rp 5.150 (solar).
Sumber : jawapos.com