Setelah melewati 8 hari negosiasi, plenary SBI akhirnya kembali menjadi sesi terbuka, setelah beberapa hari melalui sesi informal yang tertutup bagi para Observers. Walau demikian, plenary SBI kemudian dihentikan, dan pemimpin SBI menyatakan bahwa plenary SBI akan kembali diadakan pada hari Jum’at tanggal 14 Juni 2013, tanpa ada proses diantaranya.
Dimulai pada pukul 12.30 pada hari Selasa, 11 Juni 2013, waktu Bonn, Jerman, pemimpin sidang melaporkan apa yang menjadi usulan proses untuk kelanjutan SBI. Usulan tersebut adalah dengan meletakkan agenda yang diusulkan Rusia, Ukraina, dan Belarus, menjadi komponen lain dalam agenda. Pemimpin SBI menyatakan, segera setelah agenda disepakati dan SBI dibuka, akan dibuat contact group khusus untuk membicarakan agenda mengenai prosedur pengambilan keputusan di COP, sesuai dengan permintaan Rusia. Rusia menyatakan kekecewaannya akan apa yang terjadi di Conference of Parties (COP) 18 di Doha, Qatar, yang lalu, saat pemimpin sidang mengambil keputusan mengenai disepakatinya periode kedua dari Protokol Kyoto, dimana Rusia merasa tidak diperdulikan.
Rusia, Ukraina, dan Belarus mengajukan keberatan mereka untuk mengadopsi agenda tersebut, dimana negara-negara lainnya mengajukan persetujuan mereka untuk mendukung usulan dari pemimpin sidang. Rusia kemudian kembali menyatakan keberatan mereka, disusul oleh dukungan dari Ukraina dan Belarus.
Sayangnya, peraturan yang berlaku adalah bahwa keputusan yang harus diambil oleh negara-negara yang terlibat dalam negosiasi ini, harus bersifat konsensus, dan tidak pernah disinggung mengenai pengambilan suara (voting). Ini tentunya mempersulit posisi dari pimpinan SBI, yang pada akhirnya mengambil keputusan untuk menghentikan sidang dan menyatakan untuk memulainya kembali di hari Jum’at, tanggal 14 Juni 2013 mendatang, bersamaan dengan hari terakhir dari sesi SBI 38 dan SBSTA 38. Hal ini tentu saja merugikan banyak pihak, terutama karena adanya kemungkinan tidak akan diadakannya sesi tambahan sebelum COP.
Beberapa agenda yang tidak dapat berjalan karena tidak disepakatinya agenda SBI adalah :
– Pembahasan mengenai Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMAs) untuk negara berkembang
– Pembahasan mengenai National Adaptation Plans dan National Adaptation Plan of Actions (NAPAs)
– Loss and damage
– Beberapa mekanisme terkait dengan Protokol Kyoto
– National communications untuk negara-negara Annex 1
– National communications untuk negara-negara non Annex 1
– Hal-hal terkait dengan mekanisme di bawah Protokol Kyoto, terutama Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism, CDM)
– Adaptation Fund
– Review periode 2013-2015
– Response Measures
– Capacity Building
– Pengembangan dan alih teknologi
– serta beberapa agenda lainnya
Bersamaan dengan tidak dapat berlangsungnya agenda-agenda di bawah SBI, berbagai kota dan negara di belahan dunia ini mengalami dampak dari perubahan iklim, akibat gagalnya pencapaian penurunan emisi dari pihak negara maju. Gagalnya aksi mitigasi, akan memberikan dampak yang signifikan dan menimbulkan kerugian di berbagai sektor, sehingga diperlukan upaya adaptasi dengan biaya yang jauh lebih besar daripada melakukan upaya mitigasi di waktu sekarang. Jika upaya adaptasi tidak dilakukan, maka, bukan hanya adaptasi yang diperlukan, melainkan mekanisme loss and damage perlu diberlakukan. Apabila mekanisme loss and damage harus diberlakukan, maka kerusakan akan bersifat irreversible (tidak dapat dikembalikan), yang tentunya akan menyebabkan pembengkakan biaya lebih besar lagi.
Ternyata, bencana banjir yang melanda Magdeburg, Jerman, hari Minggu, 9 Juni 2013 yang lalu, masih belum mampu mengetuk pintu negosiasi perubahan iklim di Bonn. Banjir Madgeburg merupakan salah satu banjir terbesar di Jerman, dimana ketinggian air di Sungai Elbe mencapai 7,45 meter yang menyebabkan sekitar 3000 orang harus mengungsi. Estimasi awal dari kerugian yang dialami berkisar di angka 11 triliun euro (USD 14,5 triliun) [Angka kerugian dan ketinggian air diambil dari Deutsche Welle].