Pada bulan Juli yang lalu, IESR bersama dengan PHRI mengadakan sebuah lokakarya berjudul Lokakarya Efisiensi Energi di Hotel dan Bangunan Komersial di Pangandaran. Dalam Lokakarya ini, IESR melalui Fabby Tumiwa, memaparkan mengenai energi efisiensi di hotel, dimana energi efisiensi yang dimaksud disini merupakan tindakan-tindakan manajerial dan teknikal yang berakibat pada penurunan konsumsi energi tanpa menurunkan tingkat pelayanan dan dapat meningkatkan kinerja (performance). Indikator yang digunakan, terutama untuk hotel dan bangunan komersil, dapat dilihat dari konsumsi energi per meter persegi/tahun (kWh/m2/tahun) serta biaya per kamar/tahun.
Besaran energi yang dapat dihemat ditentukan berdasarkan investasi yang dilakukan oleh para pelaku. Umumnya kisaran penghematan energi yang dapat dilakukan sesuai dengan jumlah investasi yang ada adalah:
- Penghematan sebesar 5-7% dengan melakukan perbaikan SOP, penerapan prinsip-prinsip Good Housekeeping
- Penghematan sebesar 10-12% dengan mengimplementasikan tindakan-tindakan yang memerlukan investasi berbiaya rendah
- Penghematan sebesar 30-50% dengan menerapkan tindakan-tindakan efisiensi energi pada titik-titik yang membutuhkan investasi modal yang lebih besar.
Efisiensi dapat memberikan keuntungan bagi hotel dan bangunan komersial lainnya. Dengan melakukan efisiensi energi, maka akan semakin sedikit pula biaya operasional yang harus dikeluarkan, yang disebabkan oleh penggunaan energi. Melakukan efisiensi energi juga memberikan suasana yang nyaman, sehingga turis-turis akan cenderung untuk datang kembali. Lebih jauh, kegiatan efisiensi energi memberikan dampak yang signifikan pada produksi gas rumah kaca yang diakibatkan dari penggunaan energi.Tentu saja, dengan dampak diatas, kegiatan energi efisiensi akan memberikan manfaat pada pemilik hotel dan manajemen, tamu hotel, para karyawan hotel, serta lingkungan itu sendiri.
Penggunaan energi di hotel meliputi area-area seperti kamar dan ruang tamu (kamar tidur, kamar mandi, toilet). Ada juga penggunaan energi dari berbagai macam peralatan listrik seperti HP, komputer jinjing, dan lain sebagainya. Area publik pun memberikan kontribusi pada penggunaan listrik di hotel. Area seperti lobby, restoran, cafe, ruang rapat, kolam renang, dan lainnya, memiliki kebutuhan penerangan, pendinginan, pertukaran udara dalam dan luar, yang sangat besar. Area pelayanan – seperti dapur, kantor, ruang penyimpanan/gudang, ruang mesin, ruang karyawan, ruang pelayanan dan seterusnya – juga menggunakan energi sangat intensif karena berbagai perlatan yang ada di dalamnya.
Memperhatikan begitu banyaknya aktivitas hotel, maka pilihan untuk menghemat energi di hotel juga semakin banyak. Pendekatan yang dilakukan bisa melalui berbagai macam tindakan seperti menghimbau para tamu untuk melakukan efisiensi dalam menggunakan listrik di kamarnya, atau dengan mengganti teknologi yang ada di dalam hotel dan bangunan komersial lainnya; misalnya dengan mengganti lampu pijar dengan lampu LED. Pemanas air pun bisa menggunakan pemanas dengan menggunakan panas matahari; dan banyak lagi pilihan-pilihan lainnya.