Skip to content

Kualitas Listrik: Perlukah Diamati?

Author :

Authors

Pernahkah Anda mengamati kualitas listrik di rumah Anda?

Barangkali tidak.

Setidaknya saya, yang tinggal di Jakarta, di salah satu area yang banyak disebut sebagai area maju karena berada di dekat jalan protokol dan kawasan bisnis terpadu. Mati listrik? Jarang, pake banget. Karena sedemikian jarangnya, saya pun abai dengan kualitas listrik di sana. Asumsi saya, semuanya baik-baik saja.

Ketika akhirnya saya memasang alat Electricity Supply Monitoring (ESM), asumsi saya terbukti salah. Voltase di tempat yang saya tinggali naik turun dengan frekuensi yang tinggi, dan terjadi setiap hari.

Institute for Essential Services Reform (IESR) saat ini sedang mengelola sebuah proyek yang disebut Electricity Supply Monitoring Initiative (ESMI). ESMI adalah sebuah inisiatif yang dibuat, dikembangkan, dan diterapkan di India oleh Prayas Energy Group (PEG).

Inisiatif ini pertama kali diperkenalkan pada publik pada bulan Maret 2015 di India dan saat ini diterapkan di beberapa ratus lokasi di seluruh India. World Resources Institute (WRI), Institute for Essential Services Reform (IESR) di Indonesia, dan Prayas Energy Group (PEG) di India, akan mengerjakan pilot project terkait ESMI di Indonesia.

img_20160927_114120

Sementara Jakarta dan sekitarnya tidak sering mengalami mati listrik, banyak rakyat Indonesia di berbagai area lainnya yang mengalami mati listrik dengan frekuensi yang cukup sering. ESMI, dengan alatnya yang disebut ESM device, digunakan untuk mengumpulkan data dengan metode crowdsource dari berbagai lokasi di Indonesia. Data yang diambil adalah data kualitas listrik (voltase dan frekuensi mati listrik) dan akan dipublikasikan pada masyarakat sehingga dapat dipergunakan untuk memantau kualitas listrik di Indonesia.

Salah satu kota yang dijadikan sasaran ESMI adalah Kupang, Nusa Tenggara Timur. Menurut data statistik PLN, provinsi ini memiliki rasio elektrifikasi di bawah 60% dan kekurangan daya yang mengakibatkan frekuensi mati listrik yang cukup tinggi. Dengan kualitas listrik yang belum optimal, monitor kualitas suplai listrik melalui proyek ESMI dapat digunakan oleh pelanggan layanan listrik untuk berkomunikasi dengan penyedia layanan. Model seperti ini kami sebut dengan evidence-based feedback.

Untuk memonitor kualitas suplai listrik di Kupang, IESR bekerja sama dengan Perkumpulan Pikul. Pada tanggal 26 – 28 September 2016 lalu, IESR dan Perkumpulan Pikul mengadakan workshop bersama untuk membahas mengenai ESMI di Kupang. Dalam workshop ini dibahas mengenai latar belakang ESMI, tantangan terkait listrik yang terjadi di Indonesia, tujuan ESMI, serta bagaimana implementasi ESMI di Kupang. Workshop ini diikuti oleh tim Pikul, Geng Motor Imut, dan dosen salah satu universitas di Kupang. Menurut Torry Kuswardono, Direktur Eksekutif Pikul, hampir setiap hari terjadi pemadaman bergilir di Kota Kupang, baik yang diinformasikan sebelumnya melalui akun sosial media PLN maupun yang tidak. Langkah pemberitahuan ini diapresiasi oleh masyarakat Kupang, meskipun mereka juga banyak menyesalkan dan bertanya-tanya mengenai seringnya pemadaman tersebut. Kupang memang mengalami defisit daya.

Menurut paparan data kondisi kelistrikan di Kupang, banyak trafo distribusi yang bebannya sudah melebihi hampir mencapai 100%, di mana sebaiknya beban pada satu trafo tidak melebihi 80%. Dengan kondisi ini, mati listrik dengan periode beberapa jam cukup sering terjadi di Kupang, sehingga Kupang dipilih menjadi salah satu kota untuk implementasi ESMI.

Pemetaan responden di Kupang juga dilakukan dalam workshop ini. Dengan beberapa kriteria pemilihan, 11 alat akan dipasang di Kota Kupang dan sekitarnya. Beberapa responden mengungkapkan bahwa keberadaan alat ini akan membantu mereka dalam memantau kualitas listrik di rumah/properti mereka dan menggunakan data tersebut untuk berkomunikasi dengan PLN setempat untuk peningkatan kualitas listrik. Ke depannya, advokasi ke masyarakat, pemerintah, dan penyedia layanan listrik akan dilakukan bersama-sama antara IESR, Pikul, dan perwakilan komunitas di Kupang.

Hening Marlistya Citraningrum, Program Manager (Sustainable Energy Transition)

 

Share on :

Comments are closed for this article!

Related Article

IESR-Secondary-logo

Dengan mengirimkan formulir ini, Anda telah setuju untuk menerima komunikasi elektronik tentang berita, acara, dan informasi terkini dari IESR. Anda dapat mencabut persetujuan dan berhenti berlangganan buletin ini kapan saja dengan mengklik tautan berhenti berlangganan yang disertakan di email dari kami. 

Newsletter