Sindo | Indonesia Belum Beranjak dari Energi Fosil

JAKARTA – Berdasarkan data yang dihimpun oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) dalam Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2021, pemerintah Indonesia masih belum beranjak dari pengembangan energi fosil . Sementara itu tahun 2020-2021 merupakan waktu yang krusial untuk memulai proses transisi energi Indonesia.

Baca artikel lengkapnya

 

iNews | Defisit Transaksi Berjalan Migas 2021 Diperkirakan Naik

JAKARTA, iNews.id – Indonesia masih mempunyai pekerjaan rumah di sektor energi terkait impor minyak dan LPG yang masih tinggi. Periset Data dan Informasi Energi Institute for Essential Services Reform (IESR) Deon Arinaldo memperkirakan defisit transaksi berjalan migas cenderung kembali naik pada 2021.

“Untuk migas, defisit transaksi berjalan akan membengkak lagi seiring dengan kenaikan harga minyak,” ujarnya dalam Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2021, Selasa (26/1/2021).

Baca artikel lengkapnya

 

CNBC | PLTU Harus Disetop Kalau Mau Capai Nol Emisi, Bisa Nggak Ya?

Jakarta, CNBC Indonesia – Operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara harus dihentikan jika ingin meraih target emisi nol persen pada 2050 sebagaimana kesepakatan dalam Perjanjian Paris.

Direktur Eksekutif Institute For Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, berdasarkan The World Energy Outlook 2020, jika ingin mencapai Perjanjian Paris tersebut, maka PLTU subcritical yang memproduksi sekitar 5.000 Tera Watt hours (TWh) harus berakhir pada 2030 dan semua jenis PLTU yang lebih maju harus berhenti sebelum 2040.

Baca artikel lengkapnya

 

Sindo | PLTS Atap Akan Jadi Penyumbang Utama Program EBT

JAKARTA – Institute for Essential Services Reform (IESR) memproyeksi penambahan kapasitas terpasang energi baru terbarukan mencapai 400-500 MW di 2021. Hal ini masih jauh di bawah realisasi target yang tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Periset Teknologi dan Material Fotovoltaik IESR Daniel Kurniawan mengatakan, pada tahun 2020, penambahan kapasitas energi terbarukan hanya 187,5 MW, terendah dibandingkan 5 tahun sebelumnya. Hal ini karena penundaan konstruksi, terutama proyek-proyek PLTA dan juga panas bumi.

Baca artikel lengkapnya