Antara | “Tabungan” Jakarta untuk langit yang biru

50 persen polusi udara di DKI Jakarta disumbangkan oleh sektor transportasi, 30 persen dari pembangkit listrik dan sisanya sampah. DKI Jakarta memiliki potensi sumber energi listrik yang mengandalkan tenaga surya diperkirakan mencapai 6,8 hingga 22,9 GWh berdasarkan kajian IESR pada 2020. Hal ini menunjukkan ada potensi pengurangan emisi karbon dari pembangkit energi apabila ditransisikan menjadi tenaga surya

Baca selengkapnya di Antara

Koran Jakarta | Energi Kotor Sudah Mahal Juga Mematikan

Investor lebih punya ketertarikan terhadap perusahaan dan peluang bisnis yang ramah lingkungan. Perusahaan-perusahaan dunia telah mensyaratkan pada rantai pasoknya untuk memperhatikan praktik-praktik keberlanjutan (sustainable), rendah karbon, dan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT). Artinya, kalau Indonesia ingin masuk dalam rantai pasok global, produsen-produsen Indonesia harus mulai menerapkan standar lingkungan dan sosial yang tinggi.

Baca selengkapnya di Koran Jakarta

Koran Jakarta |Tarif Pajak Karbon Terlalu Murah

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah menetapkan pajak karbon sebesar 30 rupiah per kilogram karbondioksida ekuivalen (CO2e) pada jumlah emisi yang melebihi cap yang ditetapkan. Tarif pajak yang efektif berlaku secara bertahap mulai 1 April 2022 itu dinilai terlalu murah, sehingga dikhawatirkan tidak mendorong para pelaku usaha menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).

Baca selengkapnya di Koran Jakarta

Antara | “Tabungan” Jakarta untuk langit yang biru

50 persen polusi udara di DKI Jakarta disumbangkan oleh sektor transportasi, 30 persen dari pembangkit listrik dan sisanya sampah. DKI Jakarta memiliki potensi sumber energi listrik yang mengandalkan tenaga surya diperkirakan mencapai 6,8 hingga 22,9 GWh berdasarkan kajian IESR pada 2020. Hal ini menunjukkan ada potensi pengurangan emisi karbon dari pembangkit energi apabila ditransisikan menjadi tenaga surya

Baca selengkapnya di Antara