PLN Klaim Hemat Rp 1,4 Miliar dari Program Earth Hour

JAKARTA (IFT) – PT PLN (Persero) mengklaim bisa menghemat biaya produksi listrik sekitar Rp 1,4 miliar dari pelaksanaan program Earth Hour yang diselenggarakan serempak pada Sabtu (26/3) mulai pukul 20.30-21.30 WIB. Bambang Dwiyanto, Manajer Komunikasi korporat PLN, mengatakan kegiatan itu telah mampu menurunkan beban listrik di sistem Jawa Bali dan Sumatera sebesar 700 Megawatt.

Beban listrik di Jawa Bali turun sekitar 600 megawatt dibanding Sabtu malam pekan sebelumnya (19/3), dari sekitar 15.850 megawatt menjadi 15.250 Megawatt pada Sabtu (26/3). Penyumbang penurunan terbesar yaitu wilayah Jakarta dan sekitarnya yang turun 170 megawatt. Sementara beban listrik di Sumatra turun sekitar 100 megawatt dari biasanya 3092 megawatt menjadi 2984 megawatt.

Perhitungan penghematan itu dengan menggunakan asumsi rata-rata biaya produksi listrik PLN Rp 2.000 per kilowatt hour dan beban puncak yang turun dari program itu turun 700 megawatt selama sejam atau setara dengan 700.000 kWh. “Saat beban puncak biasanya pembangkit berbahan bakar minyak dioperasikan,” jelas Bambang.

Selain menurunkan beban listrik di sistem Jawa Bali dan menghemat biaya produksi listrik PLN, program ini juga baik untuk pembangkit-pembangkit perseroan. “Pembangkit biasanya jam-jam segitu kerja keras untuk memenuhi beban puncak tapi malam ini bisa agak santai dikit,” jelasnya.

Dibandingkan tahun lalu, penurunan daya yang diperoleh dari program Earth Our tahun ini meningkat. Pada 2010, penurunan daya dari kegiatan ini telah berhasil menurunkan beban listrik sebesar 200 megawatt.

Rendahnya penghematan daya tersebut karena tahun lalu program ini hanya berkonsentrasi di Jakarta. Sementara tahun ini, fokus di enam kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta dan Denpasar.

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform, mengatakan, keberhasilan penurunan pemakaian listrik dari pelaksanaan program Earth Hour ini menunjukkan pentingnya kesadaran masyarakat untuk berhemat dalam pemakaian listrik.

Kesadaran ini penting karena 80% konsumsi listrik pada saat beban puncak (pukul 17.00-22.00) berasal dari pelanggan rumah tangga PLN. Sementara subsidi listrik yang diberikan pemerintah paling banyak terserap pada pemakaian listrik di beban puncak. Kenaikan daya saat waktu beban menengah ke waktu beban puncak mencapai 2.500 megawatt-3.000 megawatt.

“Efisiensi energi dari program ini kan hanya terjadi sejam, tapi kalau kebiasaan ini dilanjutkan setiap waktu maka penghematan secara besar-besaran bisa dilakukan,” ungkapnya.

Dia menyarankan cara yang paling efektif untuk menurunkan konsumsi listrik pada saat beban puncak adalah dengan menaikkan tarif listrik pelanggan rumah tangga pada saat beban puncak dua kali lebih mahal dibanding waktu normal. Dengan begitu, masyarakat akan lebih berhemat dalam memakai listrik.

Earth Hour merupakan kampanye perubahan iklim global yang mengajak seluruh elemen masyarakat dari berbagai negara di semua belahan dunia untuk mematikan lampu selama satu jam pada Sabtu pekan lalu, pada pukul 20.30-21.30 (waktu setempat). Hal ini dilakukan sebagai pernyataan dukungan upaya penanggulangan perubahan iklim.

Sumber: indonesiafinancetoday.com.

Share on :