Transparansi struktur biaya TTL PLN dipertanyakan.
JAKARTA, Jaringnews.com – Rencana Pemerintah menaikkan Tarif Tenaga Listrik (TTL) sebesar 15% pada tahun 2013 secara bertahap untuk golongan pelanggan diatas 900 VA harus dibarengi dengan transparansi struktur biaya TTL PLN.
“Subsidi diberikan kepada rakyat miskin dan daerah tertinggal,” kata Direktur Eksekutif Institute For Essential Services Reform (IERS) Fabby Tumiwa dalam Diskusi Publik Rasionalisasi Tarif Listrik Menuju Subsidi Tepat Sasaran di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin (26/11).
Menurut Fabby, TTL dan subsidi listrik mempromosikan ketidakadilan apabila dilihat dari penerima subsidi tahun 2011 sesuai audit BPK. Total rumah tangga yang sudah menerima listrik terpasang 42.596.085, Subsidi yang diterima per bulan (Rp/Pelanggan) sebesar 97.841.
“Subsidi menurunkan financial viability PLN, investasi menjadi lebih mahal, mengurangi daya saing dan dampaknya biaya produksi listrik menjadi lebih mahal,” ujar Fabby.
Fabby menambahkan, transparansi struktur biaya TTL PLN dipertanyakan. Bebas biaya sambungan 450 atau 900 VA, dikenakan “tarif dhuafa” (tarif khusus). Dalam jangka pendek sampai dengan 2014 dilakukan pembatasan subsidi.
“Pembatasan konsumsi listrik yang disubsidi untuk kelompok 450 VA – 60 Watt/bulan, tarif listrik untuk setiap golongan pelanggan mencerminkan “cost recovery” dan efisiensi pengusahaan tenaga listrik untuk menjamin tarif listrik,” tegas Fabby.
Sumber : Jaringnews.com