Sawit untuk Bahan Bakar tidak Ganggu CPO

kaltim-kaya-energi-tapi-belum-bisa-penuhi-pasokanMetrotvnews.com, Jakarta: Persentase produksi kelapa sawit yang lebih besar dibanding kebutuhan minyak goreng dalam negeri membuat pemanfaatan kelapa sawit untuk bahan bakar sangat memungkinkan dilakukan. Apalagi Uni Eropa menerapkan pajak untuk ekspor CPO. Ini mendukung pemanfaatan biodiesel di dalam negeri.

Kendati begitu, pengamat energi Fabby Tumiwa mengingatkan jaminan pada suplai harus diimbangi dengan permintaan yang stabil. Pengusaha harus mengetahui lima tahun ke depan outlook supply and demand untuk menentukan rencana jangka panjang. Jika tidak, hal ini akan menimbulkan ketidakpastian. “Perlu ada kepastian regulatory framework dan rencana jangka panjang tahapan peningkatan campuran biodiesel,” kata dia.

Untuk menstabilkan harga dan menjamin pasokan secara jangka panjang, ia mengusulkan pemerintah untuk memberdayakan pengusaha kelapa sawit kecil. “Bikin kontrak jangka panjang dan pengilangan dalam negeri. Biar BUMN yang kelola, Bulog misalnya,” kata dia.

Di negara lain seperti Brasil, keberhasilan program biodiesel negara tersebut baru terlihat setelah 20 tahun program itu berjalan. Indonesia, menurutnya, bisa lebih cepat asalkan ada konvergensi investasi di sisi hulu dan hilir. “Investasi pemerintah Brasil di hulu, seperti meningkatkan benih dan pemberesan urusan lahan. Di hilir, mereka bikin kebijakan mobil yang dipasarkan di Brasil dual fuel,” ujarnya.

Mobil dual fuel, lanjutnya, bisa menggunakan bahan bakar 100 persen BBM, tapi bisa juga bisa menggunakan BBM campuran biofuel tingkat tinggi. “Kalau di Indonesia saat ini maksimal 20 persen BBN. Di Thailand sudah bisa yang 90 persen campuran BBN,” kata dia.(Ayomi Amindoni)

Sumber: metrotvnews.com.

Share on :