REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ekonom Senior Universitas Indonesia Faisal Basri mengingatkan PT PLN (persero) untuk lebih fokus melakukan pembangunan pembangkit dan instalasi listrik di luar Pulau Jawa. Ia melihat pembangunan selama ini kurang menyentuh wilayah terpencil di daerah, khususnya luar Jawa.
Faisal juga menekankan PLN bisa menjadi pemersatu pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal pembangunan kelistrikan. “Titik berat PLN adalah menciptakan keadilan buat rakyat. PLN harus secara aktif membangun di daerah-daerah yang besar defisitnya,” kata Faisal akhir pekan ini.
Senada dengan Faisal, pengamat kelistrikan Fabby Tumiwa juga menyatakan pertumbuhan permintaan listrik yang tinggi ada di luar Jawa. Untuk itu Fabby mengatakan, perencanaan korporat PLN terkait permintaan listrik harus dilakukan secara matang.
“Harus teliti dalam membaca demand untuk masing-masing wilayah. Sehingga strategis untuk alokasi anggaran PLN dan investasi dari IPP itu bisa efektif,” ujar Fabby.
Fabby menambahkan, berdasarkan berbagai kondisi global tersebut, harga energi primer yang digunakan PLN akan lebih murah untuk tahun 2016. Implikasinya, lanjutnya, adalah tarif listrik bisa turun lagi.
Mengenai aspek pada pendanaan sektor kelistrikan, Fabby menjelaskan bahwa di seluruh dunia saat ini tengah mengalami kesulitan. Beberapa negara tidak memberikan pinjaman untuk PLTU batubara maupun tambang batubara. Ratusan perusahaan investasi mengatakan akan menarik diri dari bisnis batubara dan hanya akan mendanai pembangkit berbasis clean energy.
Menurutnya, masih ada portfolio investasi di bidang clean energy yang belum masuk ke Indonesia. “Mungkin PLN harus membuat kajian-kajian yang lebih banyak dalam soal clean energy,” kata Fabby.
Sumber: republika.co.id.