Suara Anak Muda untuk Iklim

Jakarta, 27 Juli 2024 – Anak-anak yang lahir pada tahun 2020 akan mengalami bencana lebih sering daripada generasi sebelumnya. Kenaikan suhu bumi memicu bencana hidrometeorologi terkait iklim seperti banjir, tanah longsor, dan rob, yang diproyeksikan akan lebih sering terjadi. Hal ini akan menyebabkan bertambahnya fenomena climate refugee (pengungsi iklim) maupun bencana hidrometeorologi lainnya. 

Anak muda sebagai agent of change sekaligus calon pemimpin masa depan, memiliki peran penting dalam keberlangsungan masa depan bumi. Institute for Essential Services Reform (IESR) berkolaborasi sejumlah organisasi masyarakat sipil yaitu Yayasan Indonesia Cerah, Koaksi Indonesia, Humanis Indonesia, Yayasan Madani Berkelanjutan, Wahana Visi Indonesia, dan Generasi Energi Bersih menggelar Konferensi Anak Muda, Youth Climate Conference, pada hari Sabtu, 27 Juli 2024, untuk memberikan wadah bagi anak muda menyampaikan aspirasinya tentang iklim.

Rena Hutabarat, perwakilan anak muda yang menyampaikan deklarasi menyatakan bahwa anak muda Indonesia kerap dikatakan sebagai kelompok rentan yang akan terdampak krisis iklim. Maka penting anak muda ikut dilibatkan dalam proses pembuatan kebijakan.

“Keterlibatan dalam pembuatan kebijakan akan menjadi sarana kami menyuarakan keprihatinan dan aspirasi kami, sehingga terwujud keadilan iklim antargenerasi,” kata Rena.

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR juga menekankan suara dari setiap individu dalam aksi mitigasi perubahan iklim sangatlah penting. 

“Suara dan aksi individu itu penting dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Selain menyuarakan aspirasi aksi individu seperti hemat energi juga akan berkontribusi pada upaya pengurangan emisi,” kata Fabby.

Sharon Sitania, Gadis Sampul 2020, yang menghadiri YCC 2024 menekankan pentingnya memastikan keterlibatan anak muda utamanya anak muda perempuan dalam advokasi perubahan iklim.

“Adanya partisipasi dan keterlibatan anak muda perempuan dalam penyusunan kebijakan iklim akan menghasilkan kebijakan yang lebih inklusif. Hal ini bukan hanya penting untuk anak muda perempuan namun juga untuk generasi mendatang demi keadilan antar generasi,” katanya. 

Acara ini melahirkan deklarasi Anak Muda untuk Iklim dan Transisi Energi memuat komitmen dan rekomendasi konkret untuk pemerintah dan industri dalam mendorong transisi energi bersih menuju Indonesia Emas 2045. Beberapa aspirasi yang disampaikan yaitu:

  1. Pengurangan ketergantungan terhadap energi fosil untuk memitigasi krisis iklim dan menciptakan udara bersih tanpa polusi dari pembakaran batubara
  2. Pemanfaatan energi terbarukan dan peningkatan akses energi di daerah terpencil.
  3. Pelaksanaan transisi energi yang adil untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan ketahanan energi nasional, dan menciptakan lapangan kerja baru.
  4. Perlindungan dan pemulihan ekosistem melalui penerapan kebijakan yang mendukung adaptasi terhadap perubahan iklim
  5. Melibatkan anak muda dalam perumusan kebijakan terkait krisis iklim dan transisi energi yang berkeadilan, dan menyediakan kesempatan belajar dan berkontribusi bagi anak muda sebagai agen perubahan mencapai net zero emission pada 2060 atau lebih cepat.

Youth Climate Conference merupakan serangkaian acara untuk menyambut Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2024.

Share on :

Leave a comment