Baku, 12 November 2024 – Pulau-pulau kecil mempunyai kerentanan tinggi akan risiko perubahan iklim. Oleh karena itu, inisiatif transformasi energi dan mitigasi perubahan iklim dari kawasan kepulauan menjadi penting.
Pulau Bali menjadi salah satu studi kasus menarik untuk inisiatif penggunaan energi terbarukan. Pemerintah Provinsi Bali berencana untuk mencapai Net-Zero Emission (NZE) pada tahun 2045. Target ini lima belas tahun lebih cepat daripada target NZE Indonesia.
Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), dalam forum Renewable Energy for Rural Revitalization, yang diadakan di SDG Pavillion, Baku, Azerbaijan (12/11/2024) pada rangkaian Conference of the Parties (COP) 29 mengatakan bahwa gagasan ini bercita-cita untuk melakukan dekarbonisasi pada sistem energi di Provinsi Bali.
“Pekerjaan ini kami lakukan bersama dengan organisasi lain. IESR bertanggung jawab untuk sektor ketenagalistrikan. Maka kami melakukan pemetaan demand (permintaan) baik proyeksi maupun secara historis dan melakukan pemodelan untuk pemenuhan energi ini dengan energi terbarukan,” kata Fabby.
Berdasarkan pemetaan potensi energi terbarukan yang dilakukan IESR, Pulau Bali memiliki 26 GW energi surya dan dapat dikombinasikan dengan sistem energi hidro terpompa atau Pumped Hydro Energy Storage (PHES) sebesar 5,8 GW. Dengan potensi sebesar ini, Bali dapat memenuhi kebutuhan listriknya dari sumber-sumber energi terbarukan. Syaratnya adalah pembangunan pembangkit energi terbarukan yang tentunya membutuhkan investasi.
Sebagai rintisan proyek pilot yang lebih kecil, IESR juga mendorong inisiatif Nusa Penida 100% energi terbarukan 2030. Untuk mencapai tujuan ini dipetakan tiga tahapan yang harus dilalui yaitu
Tahap Pertama (2024 – 2027)
Penghentian operasi pembangkit diesel pada siang hari, mulai instalasi PLTS dan BESS
Tahap Kedua (2027 – 2029)
Pembangkit diesel digunakan sebagai daya cadangan (backup), memulai penggunaan pembangkit biomassa
Tahap Ketiga (2029 – 2030)
Pembangkit diesel dihentikan total diganti biodiesel, optimasi power converter system (PCS), energy management system (EMS), dan penggunaan sistem penyimpanan baterai.
Rangkuman peta jalan Nusa Penida menuju 100 persen energi terbarukan telah disusun oleh IESR dan disampaikan pada pemerintah serta pemangku kepentingan terkait.