Menyusuri Jejak Energi Bersih di Kota Denpasar

Denpasar, 16 April 2025 — Denpasar menjadi pintu gerbang utama Bali, sekaligus tempat yang strategis untuk memulai petualangan di Pulau Dewata. Sebagai Ibu Kota Provinsi Bali, Denpasar tidak hanya dikenal karena kemegahan budaya dan pariwisatanya saja, tetapi kini juga mulai mencuri perhatian berkat upaya menuju energi bersih. 

Salah satu langkah yang dilakukan Pemerintah Kota Denpasar melalui penerapan energi surya. Hal ini terlihat di berbagai sudut kota, terutama di fasilitas publik seperti gedung pemerintahan dan penerangan jalan umum, panel surya kini terpasang dengan tujuan untuk mengurangi emisi karbon. Langkah ini bukan hanya sebagai bentuk dukungan terhadap program nasional, tetapi juga mencerminkan komitmen kota dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan.

Ida Bagus Komang Suseno, Analis Kelistrikan Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali, berharap kedepannya masyarakat dapat semakin luas melihat sisi positif pemanfaatan PLTS di Bali, khususnya di Kota Denpasar.

Penularan hal baik harus terus dilakukan, akan lebih bagus dengan contoh baik, seperti PLTS atap ini” ujar Gus Mang dalam acara Melali Energi Terbarukan Kota Denpasar pada Rabu (16/04/2025) yang diselenggarakan oleh Institute for Essentials Service Reform (IESR). 

Sementara itu, Gusi Wayan Danu, Sekretaris Subak Intaran yang juga berperan sebagai operator PLTS Subak, saat menjelaskan manfaat penggunaan PLTS di Subak Prapat Beris, Sanur kepada para peserta.

 “PLTS digunakan untuk menggerakkan pompa irigasi pertanian. Teknologi ini dapat membantu petani mengurangi biaya operasional pompa air dan ketergantungan terhadap listrik berbasis fosil” ujar Wayan Danu. 

Setali tiga uang, Erly Yeniska, Pemberdayaan Masyarakat PT. Pertamina Patra Niaga mengatakan, Perwujudan PLTS SIUMA pada desa berdikari energi ini, mendorong adanya pemanfaatan PLTS atap di Bali khususnya membantu para petani dalam menjalankan kegiatan pertanian.

Sementara itu, di Uma Palak Subak Sembung, peserta menyaksikan pemanfaatan energi surya dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) untuk mendukung sistem irigasi dan aktivitas ekonomi lokal. Inisiatif yang dikenal sebagai Suplai Energi Manajemen Irigasi Uma Palak (SIUMA) ini merupakan hasil kolaborasi antara Desa Peguyangan dan CSR PT Pertamina Patra Niaga, dan telah diresmikan pada 23 September 2023 oleh Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, SE.

“Transisi energi bukan sekadar soal teknologi, tetapi juga tentang membangun kesadaran dan keterlibatan masyarakat. Kegiatan ini diharapkan mampu menghadirkan pengalaman nyata dan mendorong pemahaman publik terhadap pentingnya peran energi bersih” ujar Laili Asdiyan Salsabila, Staf Program Bali Net Zero Emission IESR.

Melali”, yang dalam bahasa Bali berarti jalan-jalan, digunakan sebagai pendekatan khas untuk membawa isu transisi energi ke ruang yang lebih dekat dan membumi di tengah kehidupan masyarakat. Dalam kegiatan ini, para peserta diajak mengunjungi berbagai fasilitas publik yang telah menerapkan solusi energi bersih, mulai dari PLTS di Pasar Desa Intaran dan Subak Intaran Sanur, fasilitas TPS3R Sekar Tunjung, Gedung Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali, hingga kawasan ekowisata Uma Palak Subak Sembung di Desa Peguyangan Denpasar.

Seluruh perjalanan dilakukan menggunakan motor listrik sebagai bagian dari upaya memperkenalkan gaya hidup rendah emisi dan memperlihatkan integrasi solusi mobilitas bersih dalam aktivitas sehari-hari. Di tiap titik lokasi, peserta diajak untuk berdialog langsung dengan pengelola fasilitas untuk mendapatkan pemahaman teknis mengenai kontribusi teknologi bersih terhadap pengurangan emisi karbon serta ketahanan energi lokal.

Melalui pendekatan langsung dan partisipatif ini, IESR menegaskan bahwa  transisi energi adalah gerakan kolektif yang tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah atau investasi industri, namun juga dapat dimulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan komunitas lokal. Sejalan dengan semangat “melali”, perjalanan menuju masa depan yang bersih dan berkelanjutan dimulai dari pengalaman yang nyata dan keterlibatan yang inklusif

Share on :

Leave a comment