Jakarta, 9 Juni 2025 – Pemerintah Indonesia baru-baru ini merilis Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang akan menjadi pedoman pengembangan energi listrik Indonesia dalam 10 tahun ke depan. Pemerintah melalui PLN berencana akan menambah kapasitas energi listrik Indonesia sebesar 69,5 GW. Energi terbarukan direncanakan akan mendominasi dengan kapasitas sebesar 42,6 GW. Rencana pembangunan pembangkit listrik ini diperkirakan akan membawa potensi investasi mencapai Rp 2.967,4 triliun.
Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), dalam forum Market Review IDX Channel menyatakan bahwa potensi nilai investasi ini dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi sebesar 1-1,4 persen, jika seluruh perencanaan penambahan pembangkit di RUPTL terimplementasikan.
“Kemampuan implementasi PLN yang harus diperhatikan. Mengingat pada RUPTL 2021 lalu, dari sekitar 10 GW kapasitas energi terbarukan yang direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2025, hanya 1,6 GW yang terlaksana,” kata Fabby.
Fabby menambahkan jika kemampuan PLN untuk mengeksekusi rencana usaha yang tertuang dalam RUPTL tidak lepas dari dukungan pemerintah berupa kebijakan, termasuk kemampuan pendanaan PLN serta akses pendanaan dari pihak swasta.
Ia menjelaskan bahwa untuk eksekusi RUPTL 2025 diperlukan dukungan investasi swasta. Untuk menggerakkan minat investor swasta, pemerintah perlu bekerja keras untuk memastikan kelayakan proyek (project bankability), serta kepastian jadwal pelelangan dalam kurun waktu satu tahun.
Fabby menyebut bahwa pelelangan menjadi kunci implementasi RUPTL 2025. Untuk kapasitas energi terbarukan yang akan beroperasi dalam tiga tahun ke depan, tahun ini (2025) sudah harus dilakukan lelang. Sayangnya, selama ini PLN belum memiliki jadwal pasti kapan proses lelang akan dilaksanakan. Untuk memenuhi target energi terbarukan pada RUPTL 2025, PLN harus membangun rata-rata 5-7 GW energi terbarukan setiap tahunnya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, sebab selama ini PLN belum pernah melakukan lelang hingga kapasitas sebesar itu.
RUPTL 2025-2034 memuat target energi terbarukan yang lebih tinggi dari RUPTL 2021-2030. Target dan rencana yang disusun dalam RUPTL 2025 ini mengacu pada dokumen Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang juga memuat proyeksi pertumbuhan ekonomi 8%. Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, ketersediaan listrik menjadi hal penting untuk menggerakkan aktivitas ekonomi masyarakat.
“Selain itu, RUPTL 2025 juga menyediakan porsi untuk penyediaan listrik desa. Hal ini patut diapresiasi dan didukung, untuk memastikan kualitas listrik yang diterima seluruh kalangan handal dan berkualitas serta dapat mendorong aktivitas ekonomi bagi masyarakat,” kata Fabby.