Jakarta, 13 November 2025 – Meski batu bara masih dominan dan menopang ekonomi negara produsen batubara seperti Indonesia, menguatnya komitmen iklim global dan rencana dekarbonisasi negara tujuan ekspor batubara Indonesia seperti Tiongkok perlu diantisipasi.
Arief Rosadi, Manajer Program Diplomasi Iklim dan Energi Institute for Essential Services Reform (IESR) dalam webinar “The State of Economic Transformation in Coal-Producing Regions” menjelaskan bahwa wilayah penghasil batu bara berada di persimpangan jalan antara risiko transisi bahan bakar fosil dan kerentanan dampak iklim. Aktivitas pertambangan batubara telah membuat provinsi tersebut berada pada ketergantungan struktural pada aktivitas ekonomi batubara.
“Dalam proses transformasi ekonomi, kita dapat mengacu pada kerangka transisi berkeadilan (just transition) untuk memastikan dalam proses transformasi ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada batubara, para pekerja, masyarakat, dan wilayah setempat tidak tertinggal ,” kata Arief.
Arief menambahkan bahwa konsep transisi berkeadilan memiliki beberapa elemen kunci, seperti diversifikasi ekonomi, pelatihan ulang keterampilan dan perlindungan sosial bagi pekerja, tata kelola yang inklusif, penyelarasan kebijakan dan keuangan, serta rehabilitasi lingkungan. Secara keseluruhan, transisi yang adil harus memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal (no one left behind) dalam perjalanan menuju ekonomi yang lebih bersih.
Martha Mendrofa, Koordinator Riset Sosial, Kebijakan dan Ekonomi IESR menjelaskan bahwa konsep transisi berkeadilan sangat kontekstual bagi Indonesia. Dua provinsi, Kalimantan Timur dan Sumatra Selatan, masih sangat bergantung pada ekonomi batu bara. Namun efek pengganda (multiplier effect) dari aktivitas penambangan batu bara minim bagi warga setempat. Aktivitas ekonomi yang muncul bersifat non formal dan tidak berkelanjutan. Penurunan permintaan batu bara akan terasa mulai 2030 dan seterusnya. Hal ini akan mempengaruhi sistem ekonomi dan sosial di wilayah penghasil batu bara.
“Kami (IESR, red) merekomendasikan definisi transisi berkeadilan meliputi perubahan dari sistem sosial – ekonomi yang tinggi karbon dengan tiga pendekatan yaitu transformasi ekonomi, transformasi sosial dan politik, dan perlindungan lingkungan,” kata Martha.
Stefan Bossner, Research Fellow Stockholm Environment Institute (SEI) Asia, menambahkan bahwa rencana transisi dan diversifikasi sumber ekonomi harus didukung oleh alokasi pendanaan, khususnya untuk pekerja yang akan berpindah sektor dan membutuhkan pelatihan.
“Provinsi atau kawasan yang bergantung pada batubara membutuhkan rencana transformasi ekonomi yang matang untuk secara bertahap beralih menuju sistem ekonomi non batu bara, analisis mendalam sangat penting dilakukan untuk menentukan sektor ekonomi baru,” kata Stefan.
Stefan juga menambahkan pentingnya pelibatan warga setempat dalam setiap proses transisi ini. Saat ini, pada tingkat tapak, tidak banyak yang paham tentang tren global penghentian penggunaan batu bara dan dampaknya terhadap kehidupan mereka.
Strategi Shanxi dalam bertransformasi dapat dijadikan refleksi. Selama tujuh dekade (1949 – 2019) Provinsi Shanxi menjadi produsen batu bara terbesar di Tiongkok. Proses membangun kesadaran (raising awareness) bagi masyarakat setempat menjadi elemen penting pada perjalanan transisi di Shanxi.
Tom Wang, Direktur Eksekutif People of Asia for Climate Solutions (PACS), mengatakan bahwa PACS membuat survei untuk 9.000 orang dan sepertiganya (3.000) bekerja di tambang batubara. Dari survei yang dilakukan hanya 30-40 persen responden yang siap untuk beralih pekerjaan saat industri batubara di Shanxi berhenti.
“Poin utama dari hasil survei ini adalah mereka (warga) perlu disiapkan, dan ini bukan hanya berlaku untuk Shanxi namun semua tempat yang dulunya bergantung pada batubara seperti Indonesia,” kata Tom.
Tom melanjutkan bahwa saat ini Shanxi dikenal dengan industri energi terbarukannya yang maju. Apapun sektor ekonomi baru yang akan dikembangkan, hal itu harus direncanakan dan dikerjakan mulai dari sekarang. Impor batubara Tiongkok selama Januari – Oktober 2025 turun sebanyak 11% dibanding tahun lalu. Hal ini penting dicatat Indonesia, sebab Tiongkok adalah pasar ekspor batubara Indonesia.
Togu Pardede, Direktur Energi dan Sumber Daya Mineral Bappenas, mengatakan bahwa transformasi ekonomi wilayah bekas tambang juga menjadi fokus Bappenas dan masuk dalam dokumen RPJMN. Namun, dirinya juga mengakui bahwa pihaknya juga membutuhkan masukan strategis dari berbagai pihak untuk perencanaan detail di setiap tempat.
“Saat ini kami fokus pada perencanaan dan penguatan masyarakat setempat untuk sumber ekonomi baru. Maka kami mulai membuka lembaga pelatihan vokasi di tempat-tempat eks tambang,” kata Togu.