Membangun Industri Jawa Tengah yang Lestari dan Berdaya Saing Global

Semarang, 18 November 2025 – Provinsi Jawa Tengah sedang tumbuh menjadi pusat industri alternatif baru menyusul Jawa Barat dan Jawa Timur. Gerakan ekonomi ini ditandai dengan berkembangnya sejumlah kawasan industri di Jawa Tengah seperti kawasan industri terpadu Batang, dan Kendal. Pabrik-pabrik industri garmen, tekstil, furnitur, makanan dan minuman juga terus berkembang di sejumlah kabupaten. Dengan geliat industri yang besar ini, tidak heran jika kontribusi sektor industri pada perekonomian Jawa Tengah mencapai 33-34 persen hingga kuartal dua tahun 2025.

July Emmylia, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, saat membuka Sosialisasi Kebijakan Industri Hijau Provinsi Jawa Tengah mengatakan bahwa saat ini Jawa Tengah menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan pertumbuhan industri dan kelestarian lingkungan.

“Transformasi menuju industri hijau bukan lagi pilihan, namun kebutuhan untuk memperkuat daya saing industri daerah. Dengan kontribusi ekonomi dan kemampuan menyerap tenaga kerja, tentu kita mau agar industri di Jawa Tengah semakin kuat dan berdaya saing global,” kata July.

Fabby Tumiwa, Chief Executive Officer (CEO) Institute for Essential Services Reform (IESR) mengatakan bahwa penggunaan energi terbarukan menjadi kunci industri yang berdaya saing global sebab negara-negara tujuan ekspor Indonesia banyak telah mengadopsi target Net Zero Emission (NZE) yang berimplikasi pada kebijakan untuk membatasi produk-produk dengan emisi karbon tinggi. Dengan menggunakan energi terbarukan emisi karbon dari proses produksi dapat ditekan.

Fabby juga menjelaskan bahwa bagi pengusaha, bertransformasi dengan adopsi energi terbarukan membawa sejumlah manfaat mulai dari peningkatan daya saing dan akses pasar, efisiensi dan stabilitas harga, hingga menguatnya citra dan reputasi perusahaan.

“Perusahaan yang secara proaktif mengambil langkah dekarbonisasi seperti memasang energi terbarukan untuk usahanya akan dilihat sebagai pionir teknologi dan bagian dari solusi permasalahan. Hal ini tidak hanya akan membangun reputasi namun yang paling penting adalah kepercayaan konsumen,” kata Fabby.

Fabby menambahkan dengan potensi teknis energi surya mencapai 195 GW, hampir 3 GW energi angin, 1 GW mini hidro, serta potensi panas bumi dan biomassa, transformasi menuju sistem industri yang hijau dan berkelanjutan melalui penggunaan energi terbarukan di Jawa Tengah merupakan pilihan investasi yang masuk akal.

Share on :