Masih banyak daerah yang belum mendapat aliran listrik
Oleh : Daurina Lestari, Arie Dwi Budiawati
VIVA.co.id – Pemerintah telah meluncurkan kapal energi Marine Vessel Power Plant (MVPP), berkapasitas 120 megawatt (MW), untuk melistriki daerah-daerah Indonesia Timur. Pengamat menilai langkah pemerintah meluncurkan pembangkit listrik terapung ini bisa menjadi solusi jangka pendek untuk menekan defisit listrik di daerah.
“Saya melihat pembangkit terapung adalah solusi jangka pendek untuk mengatasi defisit listrik yang terjadi di sejumlah sistem,” kata Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, ketika dihubungi VIVA.co.id di Jakarta, Rabu 9 Desember 2015.
Fabby menegaskan defisit listrik tak bisa dibiarkan terus-menerus. Masih banyak masyarakat di daerah yang tidak mendapat aliran listrik dan mengalami pemadaman listrik.
Dengan adanya pembangkit listrik terapung setidaknya daerah, yang mengalami defisit listrik, mendapatkan pasokan listrik untuk sementara waktu. Sembari menunggu pembangkit listrik rampung dibangun PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
“Kalau menunggu pembangkit listrik permanen jadi, dikhawatirkan defisit bisa bertambah parah, ekonomi lokal terganggu, serta kepercayaan konsumen turun kepada PLN dan pemerintah turun,” kata dia.
Selain itu, pembangkit listrik terapung cukup efektif diterapkan di Indonesia karena banyak kota di Indonesia berada di pinggir pantai atau dekat pantai.
Seperti yang diketahui, kapal energi yang diluncurkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini akan berlayar ke daerah-daerah yang kelistrikannya rendah. Kapal yang berkapasitas pembangkitnya 120 MW ini langsung menyasar Amurang, Sulawesi Utara, sebagai daerah tujuan pertamanya.
Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, mengatakan di daerah Amurang pemadaman listriknya terlalu sering. Defisit listrik di sana juga cukup tinggi, yaitu mencapai 50-60 MW.
“Itu belum termasuk memasok pelanggan baru,” kata Sofyan.
Sumber: viva.co.id.