Langkah memensiunkan PLTU yang lebih cepat dan berkeadilan guna menuju emisi nol bersih
Indonesia, salah satu produsen dan konsumen batubara terbesar di dunia, telah mengisyaratkan keterbukaannya untuk mengadopsi target nol bersih emisi atau net-zero yang lebih ambisius dan penghentian penggunaan batubara pada tahun 2040-an dengan dukungan internasional. Dukungan tambahan semacam itu dapat mengatasi implikasi sosial-ekonomi yang lebih luas dalam mencapai transisi tenaga batubara-ke-bersih yang kompatibel dengan 1,5°C dan memastikan transisi yang dipercepat dilakukan dengan cara yang adil dan merata.
Meskipun berbagai mekanisme pembiayaan sedang dibahas, mengidentifikasi strategi yang paling menguntungkan akan memerlukan penyempurnaan tentang bagaimana mengevaluasi kebutuhan pembiayaan transisi yang adil, elemen apa yang harus dipertimbangkan, dan bagaimana mengalokasikan sumber daya yang terbatas secara efektif untuk mencapai hasil terbaik dalam waktu dekat yang juga dapat menetapkan jalur yang kuat menuju tujuan jangka panjang.
Penelitian ini menggunakan metodologi terstruktur untuk mengembangkan rencana yang layak dan kebutuhan pendanaan terkait untuk menghentikan armada pembangkit listrik tenaga batu bara Indonesia dalam mendukung emisi neto-nol nasional 2050 dan target global 1,5ºC. Dengan menggunakan data terbaik yang tersedia, kami melakukan penilaian yang komprehensif dan sistematis untuk memahami besarnya dan distribusi manfaat dan biaya dari percepatan transisi batubara yang adil di Indonesia.
Pensiun Dini PLTU, Emisi Nol Bersih, Batubara, Transisi Energi, Indonesia, Net-Zero 2040, Pendanaan, Keadilan Sosial-Ekonomi, Mekanisme Pembiayaan, 1.5°C, SDGs, Pembangunan Berkelanjutan.