Forum Industri Hijau Daerah Provinsi Jawa Tengah: “Industri Hijau sebagai Pilar Transisi Energi dan Pembangunan Rendah Karbon”
Latar Belakang
Krisis iklim merupakan tantangan nyata yang tidak hanya berdampak secara global, tetapi juga semakin dirasakan di Indonesia secara nasional dan lokal. Peningkatan suhu, perubahan pola cuaca ekstrem memberikan ancaman terhadap ketahanan pangan dan energi yang menuntut aksi konkret dari seluruh pemangku kepentingan.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan komitmen untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat, sebagaimana tercantum dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) dan strategi jangka panjang pembangunan rendah karbon. Komitmen ini merupakan bagian dari tanggung jawab global dalam mengatasi krisis iklim dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Namun, untuk mewujudkan komitmen tersebut, diperlukan langkah konkret dan terintegrasi yang tidak hanya berhenti pada kebijakan nasional, tetapi juga diterjemahkan ke dalam aksi nyata di tingkat lokal.
Salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca secara signifikan di Indonesia adalah sektor energi. Pada tahun 2023, konsumsi energi nasional tercatat mencapai 1.220 juta ton setara minyak (MTOE), meningkat sebesar 6,29% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menjadi angka tertinggi dalam enam tahun terakhir. Sektor industri tercatat sebagai pengguna energi terbesar, menyerap sekitar 45,60% dari total konsumsi energi tersebut. Data ini menunjukkan bahwa sektor industri memegang peranan penting dalam upaya pengendalian emisi dan transisi energi. Oleh karena itu, percepatan penggunaan energi terbarukan di sektor industri seperti penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap menjadi salah satu langkah strategis yang dapat diambil di tingkat daerah untuk mendukung target penurunan emisi dan pembangunan berkelanjutan berbasis industri hijau.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 500.9/0006073 Tahun 2025 tentang “Akselerasi Transisi Energi Melalui Pemanfaatan Energi Terbarukan Pada Sektor Industri Menuju Industri Hijau”. Surat Edaran ini merupakan salah satu langkah strategis Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam mendorong adopsi energi terbarukan secara masif di kalangan industri, sejalan dengan arah pembangunan rendah karbon dan prinsip ekonomi hijau. SE ini mengimbau pelaku industri dan komersial untuk memanfaatkan sumber energi terbarukan sebagai upaya pemenuhan target Net Zero Emission (NZE). Namun, implementasi di lapangan masih menghadapi berbagai tantangan yang perlu direspon melalui pendekatan kolaboratif.
Oleh karena itu, Institute for Essential Services Reform (IESR) bersama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah akan menyelenggarakan Forum Industri Hijau Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai upaya untuk memperkuat komitmen dan mendorong transformasi sektor industri menuju arah yang lebih berkelanjutan. Forum ini dirancang sebagai ruang dialog dan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, penyedia teknologi, serta pemangku kepentingan lainnya untuk mendorong adopsi prinsip-prinsip industri hijau, termasuk di dalamnya efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan, dan pengurangan emisi karbon. Melalui forum ini, diharapkan tercipta kesamaan visi, pemahaman teknis, serta rencana tindak lanjut konkret yang dapat mempercepat terwujudnya industri hijau di Provinsi Jawa Tengah.
Tujuan
- Meningkatkan pemahaman pelaku industri terhadap urgensi transisi energi dan penerapan prinsip industri hijau, khususnya dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan pengurangan emisi di Jawa Tengah.
- Mengulas dan memperkenalkan inisiatif dekarbonisasi industri yang membuka jalan bagi transformasi berkelanjutan baik dari aspek inovasi teknologi hingga strategi kebijakan.
- Menjembatani komunikasi dan kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku industri, penyedia teknologi, lembaga pembiayaan, dan mitra pembangunan dalam mempercepat adopsi energi bersih di sektor industri.
