Skip to content

Kuliah Umum “Kebijakan dan Aksi Iklim All-in Amerika Serikat serta Program Prioritas Indonesia”

Kuliah umum ini Diselenggarakan oleh IESR & Kantor Staf Presiden Indonesia

Realisasi target Perjanjian Paris membutuhkan dekarbonisasi yang cepat dari seluruh elemen ekonomi dan industri. Namun, proses, skala, dan kecepatan dekarbonisasi bervariasi antar negara. Aksi iklim Amerika Serikat (AS), sebagai salah satu negara maju ekonomi sekaligus penghasil gas rumah kaca terbesar kedua memiliki dampak besar pada perjuangan dunia dalam mitigasi krisis iklim. Untungnya, di bawah pemerintahan Biden-Harris, pemerintah federal AS telah menjadikan krisis iklim sebagai prioritas utama AS.

AS telah bergabung kembali dengan Perjanjian Paris pada awal tahun 2021. Tindakan tersebut telah diikuti oleh banyak pemimpin non-pemerintah di sekitar AS, yang membentuk koalisi yang disebut America is All in. Hal ini berpotensi memperkuat aksi iklim di AS, baik sebagai pemerintahan maupun non-pemerintah. Hal ini berpotensi memperkuat aksi iklim di AS, karena baik pihak yang memerintah maupun yang tidak dapat bekerja sama dalam menerapkan kebijakan iklim yang ambisius. Pemerintahan Biden juga telah memperkuat kebijakan iklim mereka dengan mengajukan NDC yang menargetkan 50-52% pengurangan emisi pada tahun 2030 dibandingkan tingkat tahun 2005. Baru-baru ini, Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) ditandatangani yang akan memperkirakan insentif beberapa miliar dolar AS untuk sumber energi bersih dan rendah karbon.

Perkembangan kebijakan iklim AS baru-baru ini juga berpotensi berdampak pada negara lain, mengingat posisi AS sebagai pemimpin ekonomi global. World Economic Forum bahkan memproyeksikan bahwa IRA dapat membawa dampak positif secara global, selain secara nyata mengekang emisi GRK AS. Oleh karena itu, ada baiknya negara-negara lain juga memahami perkembangan politik AS terutama terkait dengan kebijakan iklim dan dampaknya terhadap solusi energi bersih, semakin menurunnya energi terbarukan dan sebagainya.

Selain itu, sebagai negara berkembang, Indonesia juga memiliki program prioritas yang beragam mulai dari energi, pangan bahkan menjalin hubungan perdagangan untuk mendukung pembangunan negara. Mewujudkan hubungan baik dengan negara ekonomi maju seperti AS dapat membantu pencapaian program prioritas saat ini.

Institute for Essential Services Reform (IESR), bekerja sama dengan Kantor Eksekutif Presiden akan mengadakan kuliah umum/seminar tentang Kebijakan Iklim AS All-In dan Prioritas Pembangunan Indonesia dan bagaimana hubungan AS-Indonesia dapat melayani kedua negara. Kuliah umum tersebut akan mengundang Prof. Nathan Hultman, PhD dari Center for Global Sustainability University of Maryland dan Ahli dari Kantor Staf Presiden Presiden Republik Indonesia.


Hari, Tanggal : Selasa, 13 September 2022

Waktu            : 09.00 – 12.00 WIB (GMT+7)

Lokasi             :

Ruang Theater Gedung C, Museum Nasional

Jl. Medan Merdeka Sel. No.11, Jakarta 10110, Indonesia

The RSVP ticket sales has ended!

Date

Sep 13 2022
Expired!

Time

09:00 - 12:00
Category

Speaker

QR Code
IESR-Secondary-logo

Dengan mengirimkan formulir ini, Anda telah setuju untuk menerima komunikasi elektronik tentang berita, acara, dan informasi terkini dari IESR. Anda dapat mencabut persetujuan dan berhenti berlangganan buletin ini kapan saja dengan mengklik tautan berhenti berlangganan yang disertakan di email dari kami. 

Newsletter