Membuka Potensi Pembiayaan Energi Terbarukan di Asia Tenggara
Siaran Ulang
Transisi energi bersih di ASEAN akan menelan biaya setidaknya USD 290 miliar, atau USD 27 miliar per tahun hingga 2025. Namun, dibandingkan dengan proyek yang menggunakan bahan bakar fosil, penurunan biaya angin dan surya kurang menarik karena padat modal dan tingginya -sifat berisiko, yang membuat usaha kecil menantang untuk melakukan pengembangan energi terbarukan. Selain itu, persyaratan keuangan yang terbatas dan proyek yang tersedia merupakan masalah lain dalam pengembangan energi terbarukan. Munculnya Mekanisme Transisi Energi (ETM) dan Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) di Indonesia adalah dua contoh mekanisme keuangan yang diharapkan dapat mendukung penghapusan bahan bakar fosil dan mempercepat penerapan energi terbarukan. Dominasi pendanaan publik dalam infrastruktur hijau harus diimbangi dengan peran swasta dalam mendorong pembiayaan proyek skala utilitas. Eks investor asing terkemuka proyek batu bara di Asia Tenggara, China, Jepang, dan Korea Selatan, yang sudah mereka umumkan tidak akan lagi berinvestasi pada proyek batu bara baru di luar negeri, sangat penting untuk diantisipasi dari kacamata ekonomi. Untuk mempercepat penyebaran sumber energi terbarukan dan transisi ke energi hijau, kini diperlukan kombinasi keuangan nasional dan internasional serta langkah-langkah kerja sama di antara anggota ASEAN.
Pengembangan energi terbarukan sangat penting untuk transisi ke ekonomi rendah karbon di Asia Tenggara. Meskipun terdapat kemajuan yang signifikan dalam penerapan energi terbarukan di kawasan ini, akses ke pembiayaan tetap menjadi penghalang yang signifikan bagi banyak proyek energi terbarukan. Untuk mengatasi masalah ini, sebuah webinar diusulkan untuk mengeksplorasi kondisi pembiayaan energi terbarukan saat ini di Asia Tenggara dan mengidentifikasi strategi untuk meningkatkan akses pembiayaan proyek energi terbarukan.
Objectives
- Memahami kondisi pembiayaan energi terbarukan saat ini di Asia Tenggara, termasuk tantangan dan peluang utama;
- Mengidentifikasi kesenjangan dan tantangan pembiayaan proyek energi terbarukan di Asia Tenggara;
- Memetakan peran pembiayaan publik dan swasta dalam mendukung pengembangan energi terbarukan di Asia Tenggara.
Agenda
- Hari, Tanggal : Rabu, 21 Juni 2023
- Waktu : 14.00 -16.00 WIB (GMT +07.00)
- Bahasa : Inggris (Interpretasi tersedia untuk bahasa EN-IND)