Webinar Pentingnya Transisi Energi untuk Anak-Anak dan Orang Muda
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara keempat yang memiliki jumlah anak terbanyak di dunia. Sekitar sepertiga dari jumlah penduduk Indonesia merupakan anak-anak. Menurut data Proyeksi Penduduk Interim 2020-2023 BPS, pada tahun 2022 jumlah anak-anak berusia 0-17 tahun sebesar 29,15% atau 79.486.424 orang. Sedangkan untuk orang muda berusia 15-34 tahun kurang lebih sebesar 89 juta orang. Menurut studi yang dilakukan oleh Save the Children pada 2020 ditemukan bahwa anak-anak yang lahir di 2020 akan mengalami bencana 3,4 kali lebih sering dari generasi yang lahir di tahun 1960. Bencana-bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim ini seperti gelombang panas, banjir, kebakaran hutan, kekeringan, dan gagal panen. Menurut studi dari UNICEF juga menyatakan bahwa perubahan iklim merupakan ancaman terbesar bagi kesehatan, nutrisi, pendidikan, dan masa depan anak-anak dan orang muda.
Mitigasi iklim menjadi salah satu hal penting yang perlu dipertimbangkan, khususnya di sektor energi. Saat ini, pendidihan global diakibatkan emisi yang dihasilkan oleh pembakaran energi fosil. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat bergantung pada energi fossil, khususnya batubara. Dengan kondisi demikian, Indonesia masih belum dapat memiliki ambisi iklim yang ambisius. Di sisi lain, menurut buku Mulai dari Sini: Memahami Transisi Energi di Indonesia (2023) pembangkit listrik berbasis energi fosil menyebabkan dampak negatif kepada iklim. Misalnya, emisi karbon dioksida (CO2), gas metana, dan gas-gas lainnya. Emisi ini yang nantinya akan hujan asam, peningkatan efek rumah kaca hingga pemanasan global yang berkontribusi pada fenomena perubahan iklim yang terjadi saat ini.
Proses transisi energi tidak hanya akan mengubah sistem energi yang ada, akan tetapi juga berpotensi untuk mengubah sistem sosial-ekonomi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, transisi energi harus melibatkan semua pihak termasuk masyarakat untuk mengurangi potensi dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang diakibatkan. Keterlibatan anak-anak dan orang muda menjadi salah satu pihak yang penting dalam proses transisi ini. Menurut studi “Just Transition in Indonesia’s Coal Producing Regions” yang dilakukan IESR, sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang paling diminati oleh orang muda yang ada di Kab. Paser dan Kab. Muara Enim. Akan tetapi, dengan adanya tren transisi energi, diperkirakan ke depannya industri batubara akan mulai berkurang akibat adanya penurunan permintaan batubara di global.
Oleh karena itu, IESR bermaksud untuk mengadakan webinar mengenai pentingnya transisi energi bagi anak-anak dan orang muda. Acara ini merupakan rangkaian dari pre-Youth Climate Conference, yaitu konferensi anak-anak dan orang muda untuk menyuarakan mengenai isu krisis iklim kepada pemimpin Indonesia. Harapannya melalui webinar ini, IESR dapat memberikan perspektif dan pemahaman yang lebih dalam mengenai pentingnya isu transisi energi bagi masa depan anak-anak dan orang muda.
Tujuan
Kegiatan webinar ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
- Meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya transisi energi pada kalangan anak-anak dan orang muda, khususnya mengenai isu ketenagalistrikan dan transisi berkeadilan;
- Menyediakan wadah diskusi mengenai dampak transisi energi bagi anak-anak dan orang muda.
Speakers
-
Farah Vianda - Koordinator Proyek Pendanaan Berkelanjutan - IESR
-
Rahmat Jaya Eka Syahputra - Staf Program Transformasi Energi - IESR
-
Riyan Nurrahman - Campaigner Clean Energy Hub - IESR