IESR berpandangan bahwa energi surya akan menjadi prime-mover pencapaian target energi terbarukan 23% pada 2025 dan menjadi salah satu teknologi kunci untuk mendorong transisi energi. Energi surya praktis tersedia di semua lokasi di Indonesia, teknologinya yang modular, dan mudah dipasang dan dipakai berbagai kalangan.
Untuk itu, IESR bersama-sama dengan berbagai stakeholders dan pelaku lainnya berusaha mengarusutamakan isu energi surya, khususnya teknologi PLTS atap. Pada 2017, bersama dengan Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian, Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), dan 9 lembaga lainnya, dideklarasikan Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) dengan target mencapai pemasangan 1 GWp PLTS Atap pada 2020 (setara dengan satu juta rumah).
Sepanjang 3 tahun terakhir setelah GNSSA dideklarasikan, isu energi surya telah masuk dalam diskursus energi nasional dan terdapat peningkatan minat yang signifikan pada teknologi ini. Meski demikian, jika dilihat dari target GNSSA, masih diperlukan usaha dan perbaikan regulasi serta insentif untuk mendukung adopsi energi surya di Indonesia. Karenanya, di bulan September ini, IESR akan menyelenggarakan diskusi refleksi dengan 13 deklarator GNSSA lainnya dan perwakilan pemangku kepentingan lain yang relevan. Melalui refleksi ini diharapkan dapat dibangun kembali komitmen bersama untuk mendorong akselerasi PLTS Atap, identifikasi tantangan untuk pengembangan PLTS Atap, ide inovasi untuk mendorong adopsi PLTS Atap.
Agenda
|
|
|
|
Materi Paparan
Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR