Jakarta, 4 Februari 2025 – Dalam upaya mendorong transisi energi menuju Net-Zero Emission Indonesia tahun 2060 atau lebih cepat, Koalisi Indonesia Bebas Emisi 2050 (KIBE 2050). KIBE 2050 adalah sebuah wadah penyaluran aspirasi bagi orang muda yang berasal dari berbagai komunitas, NGO, dan organisasi kemasyarakatan yang berfokus pada keberlanjutan dan mendukung pemerintah mewujudkan Net Zero Emission 2060 atau lebih cepat yang beranggotakan Generasi Energi Bersih, IESR, Climate Ranger Jakarta, Indonesia Youth Coalition to Climate Actions (YOU-CAN), & Society of Renewable Energy Universitas Indonesia (SRE UI). Mendorong Transisi Energi
KIBE 2050 mengadakan audiensi dengan Dewan Energi Nasional (DEN) untuk membahas Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPP) Kebijakan Energi Nasional (KEN). Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk anak muda dan organisasi lingkungan, KIBE berkomitmen untuk mendorong kebijakan yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga inklusif dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat.
Ilham Maulana, Ketua Generasi Energi Bersih Indonesia mewakili KIBE2050 untuk menyampaikan Rekomendasi Kebijakan Percepatan Transisi Energi pada Kebijakan Energi Nasional ke Dewan Energi Nasional
Riyan Nurrahman, perwakilan dari KIBE, membuka presentasi yang membahas tentang demokratisasi energi, dengan menekankan pentingnya akses energi yang adil bagi seluruh lapisan masyarakat, serta mendorong agar energi terbarukan tidak hanya dapat diakses kalangan atas, namun masyarakat kalangan menengah dan kebawah juga dapat memanfaatkannya.
Presentasi dilanjutkan oleh Ilham Maulana, yang mewakili isu Energi Bersih untuk Rakyat, melanjutkan dengan menjelaskan bahwa energi bersih harus menjadi hak setiap individu.
“Tender-tender terbaru dalam pengadaan energi masih didominasi oleh energi fosil,” tegas Ilham. Ia menyoroti pentingnya kebijakan yang mendukung pengembangan sumber energi terbarukan untuk masyarakat.
Maya Lynn, yang berbicara tentang Tindakan Nyata Penurunan Emisi, menekankan perlunya langkah konkret dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
“RPP KEN belum memasukkan target pensiun dini PLTU,” tegas Maya.
Ia mengusulkan agar merevisi RPP KEN dengan menambahkan target pensiun dini PLTU Batubara. Presentasi terakhir oleh Raliya Putri, yang membahas Transisi Berkeadilan di Sektor Terdampak, menyoroti pentingnya memastikan bahwa transisi energi perlu mengakomodasi kelompok yang terdampak seperti para pekerja di sektor energi fosil. Ia mengusulkan adanya dana kompensasi dan pelatihan ulang bagi pekerja sektor energi kotor yang terdampak.
Agus Puji Prasetyono, anggota DEN dari kalangan akademisi, memberikan tanggapan positif terhadap presentasi tersebut.
“Energi memang harus menjadi hijau, sesuai dengan komitmen NDC kita, dan kita menargetkan Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Namun, di sisi lain, kita juga harus memajukan industri, menjaga rumah tangga, dan memastikan bisnis serta transportasi tetap berjalan,” jelas Agus.
Anggota KIBE2050 bersama anggota Dewan Energi Nasional berkomitmen untuk bisa berkontribusi dalam aspirasi orang muda dan masyarakat umum dalam memantau jalannya Kebijakan Energi Nasional (KEN), Rancangan Umum Energi Nasional (RUEN), dan Rancangan Umum Energi Daerah (RUED)
Dina Nurul Fitria, anggota DEN dari kalangan konsumen, mengajukan pertanyaan kritis mengenai penerapan energi hijau dan energi bersih. Dina menyampaikan bahwa kita perlu mempertimbangkan untuk menerapkan energi hijau atau energi bersih, karena kedua hal ini berbeda. Dina juga menekankan pentingnya efisiensi energi dan mendorong agar organisasi seperti KIBE dan IESR, serta para anak muda, dapat mensosialisasikan pentingnya efisiensi energi hingga ke tingkat rumah tangga.
Unduh Publikasi relevan dengan kegiatan ini :
Rekomendasi Kebijakan Transisi Energi dalam RUU EBET dan RPP Kebijakan Energi Nasional