Belajar dari Suzhou dalam Mewujudkan Komitmen Kota Berkelanjutan

Suzhou, 13 Juni 2025 – Suzhou, yang terletak di Provinsi Jiangsu merupakan salah satu pusat manufaktur dengan empat industri utama yaitu elektronik, manufaktur peralatan, material canggih dan energi terbarukan.  Melanjutkan rangkaian program 75 Years Indonesia–China Exchange Visit yang berlangsung dari 10 -14 Juni 2025, delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) tiba di Suzhou pada Jumat (13/6). Para peserta menempuh perjalanan satu jam menggunakan kereta cepat dari Shanghai.

Chenjun Lu, Direktur Komisi Pembangunan dan Reformasi Suzhou mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) Suzhou mencapai 2,67 triliun yuan pada 2024, setara dengan sekitar USD 368 miliar, menduduki peringkat ke-6 di Tiongkok daratan dan ke-20 di dunia. Tidak hanya sebagai pusat manufaktur utama, Suzhou juga merupakan rumah bagi lebih dari 18.000 perusahaan asing, termasuk 175 perusahaan yang ada di daftar Fortune Global 500. Tidak hanya itu, kota ini memiliki komitmen tinggi terhadap energi terbarukan dan pembangunan hijau. 

Dalam dekade terakhir, Suzhou berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,7 persen per tahun, dengan konsumsi energi hanya tumbuh 2,4 persen. Pada akhir tahun 2023, kapasitas pembangkit listrik terbarukan Suzhou telah mencapai 6,54 gigawatt, didukung oleh 10 stasiun penyimpanan energi elektrokimia dan 12 stasiun pengisian hidrogen.

“Angka tersebut menunjukkan bahwa meskipun kota ini terus berkembang, upaya untuk mengurangi dampak lingkungan tetap menjadi prioritas utama. Suzhou berkomitmen besar dalam menciptakan kota yang lebih bersih dan berkelanjutan,” kata Lu. 

Lu menegaskan Suzhou juga memiliki 12 perusahaan desain hijau yang diakui secara nasional, serta lebih dari 77 pabrik ramah lingkungan yang beroperasi di kawasan industri hijau. Dengan komitmen pemerintahannya tersebut, Lu menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam mengatasi tantangan perubahan iklim. 

“Kami mengajak Indonesia untuk memperdalam kerja sama di sektor energi bersih melalui berbagai inisiatif, termasuk “Dual-Zero” City Development Alliance yang fokus pada pengurangan emisi karbon dan pencapaian netralitas karbon,” tegas Lu. 

Sakina Rosellasari, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyatakan dalam lima tahun terakhir (2020-2024), Jawa Tengah mengalami peningkatan investasi yang signifikan, terutama pada kuartal pertama. Salah satu sektor yang mendominasi investasi di provinsi ini adalah listrik, gas, dan air, yang menunjukkan bahwa kebutuhan akan infrastruktur energi sangat tinggi. Selain itu, sektor industri yang berfokus pada energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan energi biomassa, juga mengalami pertumbuhan yang pesat.

“Investasi asing, terutama dari Tiongkok telah menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam pengembangan industri di Jawa Tengah. Tiongkok, setelah Jepang, merupakan investor terbesar yang berinvestasi di sektor sepatu dan tekstil, yang merupakan sektor padat karya dan memberikan banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat,” ujar Sakina. 

Lebih lanjut, Sakina menyoroti terkait investasi di sektor energi terbarukan di Jawa Tengah yang mengalami pergeseran signifikan. Banyak investasi yang difokuskan pada sektor kendaraan listrik dan industri baterai, yang berasal dari Tiongkok. Ini mencerminkan pergeseran tren global ke arah penggunaan energi bersih dan berkelanjutan.

“Berkaca dari tren global tersebut, Jawa Tengah terus berupaya untuk menarik lebih banyak investasi, terutama dalam sektor energi terbarukan. Dengan adanya kebijakan yang mendukung dan infrastruktur yang berkembang pesat, provinsi ini siap menjadi pusat energi hijau di Indonesia. Mengingat Jawa Tengah memiliki berbagai proyek energi terbarukan yang siap untuk menerima investasi, seperti mini-hidro, geothermal, dan waste-to-energy (pembakaran sampah untuk energi). Proyek-proyek ini tersebar di beberapa daerah seperti Banyumas dan Grobogan,” kata Sakina.

Share on :

Leave a comment