Partisipasi lembaga-lembaga pengamat, atau biasa disebut dengan Observers, dalam negosiasi perubahan iklim, sebenarnya tercantum di dalam Konvensi Artikel 7 paragraf 6. Observers merupakan organisasi-organisasi non pemerintah yang terlibat aktif, dan terakreditasi sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan oleh UNFCCC.
Menariknya lagi, di Subsidiary Body on Implementation, keterlibatan Observers memiliki isu sendiri dan selalu dibahas di setiap pertemuan. Hal ini tentu saja, membawa posisi observers, pada posisi yang memungkinkan untuk mengikuti proses negosiasi yang sedang berlangsung. Dengan begitu pula, proses ini akan menjadi proses yang menjunjung tinggi transparansi dan akuntabilitas dari proses negosiasi yang terjadi.
Walau demikian, harus diakui bahwa jumlah pertemuan yang ada, seringkali tertutup bagi para observers. Climate Action Network International (CAN International), dalam newsletter harian mereka mengatakan, bahwa di tahun 2011 pada intersesi perubahan iklim di Bonn setehun yang lalu, kebanyakan pertemuan yang ada bersifat tertutup ketimbang yang terbuka bagi para observers. Hal ini, tentu saja perlu ditinjau ulang. Apakah memang benar, dengan komposisi pertemuan seperti itu, observers dapat menjalankan fungsi yang harusnya mereka jalani? Apakah memang benar transparansi dan akuntabilitas dijunjung tinggi di dalam negosiasi perubahan iklim?
Proses yang sedang berlangsung di bawah Subsidiary Body on Implementation (SBI) mengenai peningkatan peran Observers, harus selalu diawasi oleh para observers, agar dapat mengetahui dengan persis, apakah memang dalam pengambilan keputusannya, ada suara-suara observers yang diperhitungkan.
Keterangan: Grafik yang tercantum, merupakan modifikasi dari grafik yang telah dihasilkan oleh Climate Action Network International dalam newsletter hariannya bernama ECO, tertanggal 18 Mei 2012. ECO hanya terbit di masa-masa perundingan perubahan iklim.