Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan Indonesia butuh setidaknya 14 gigawatt agar target 23 persen itu bisa tercapai dalam waktu empat tahun lagi. Menurutnya, dari semua teknologi yang tersedia di Indonesia hanya pembangkit listrik tenaga surya yang bisa dikembangkan secara cepat mulai dari skala kecil oleh sektor rumah tangga maupun skala besar yang dikembangkan oleh sektor industri dan bisnis.
Baca selengkapnya di Cendana News