Sampai dengan hari terakhir negosiasi tentang perubahan iklim di Durban, Afrika Selatan masih belum membuahkan hasil, walaupun perundingan telah memasuki waktu tambahan.
Berikut ini perkembangan terakhir negosiasi perubahan iklim di Durban:
- 26 Menteri yang mewakili negara industri dan berkembang, kurang berkembang (LDC0 serta negara kepulauan bertemu seja Kamis hingga Jumat (8-9/12) untuk membahas proposal keluaran negosiasi di Durban.
- Uni Eropa mengusulkan peta jalan menuju pada kesepakatan yang mengikat untuk pengurangan emisi GRK bagi semua negara setelah tahun 2020.
- Menteri Luar Negeri Afrika Selatan mengeluarkan sebuah dokumen yang mengusulkan sebuah proses untuk pembentukan sebuah protocol atau instrumen legal lainnya yang harus selesai selambatnya tahun 2015. Walaupun demikian pertemuan jumat siang ditunda sementara setelah perwakilan 120 negara berkembang yang rentan terhadap perubahan iklim, melakukan protes terhadap usulan teks yang diusulkan oleh pimpinan perundingan (chair) yang dianggap kurang ambisius dan mengikat untuk mengatasi perubahan iklim.
- US tetap menolak untuk melakukan penurunan emisi, tanpa adanya tindakan yang sama dari negara-negara pengemisi besar lainnya (China, India, Brasil, Afrika Selatan). China dan India bersikukuh bahwa sangatlah tidak adil memaksa negara berkembang menurunkan emisi GRK seperti negara maju yang telah menyebabkan perubahan iklim.
- Para negosiator akan kembali melanjutkan negosiasi pada hari Sabut pk. 8 pagi di Durban, dengan harapan dapat menyepakati sebuah teks yang menjadi dasar kesepakatan negosiasi di Durban.