Jakarta, 21 Agustus 2024 – Keberadaan bisnis dan industri yang berkomitmen menggunakan energi terbarukan dapat menjadi pendorong adopsi PLTS dalam negeri.
Toby Walker, Policy Manager RE100, pada Indonesia Solar Summit (ISS) 2024 menyatakan terdapat tren kenaikan minat dari industri untuk mendapatkan listrik berbasis energi terbarukan.
“Saat sebuah perusahaan membuat komitmen iklim, hal pertama yang akan mereka lihat adalah energi, sistem operasional, dan rantai pasok. Hal ini menjadi merupakan peluang bagi pemerintah Indonesia untuk menarik lebih banyak investasi yakni dengan menyediakan energi yang bersih dan terbarukan,” kata Toby.
Muhammad Ryfki Rahman, Manager Monitoring Evaluation Sales Retail, PLN, menyetujui perihal adanya pertumbuhan minat dari pelanggan khususnya industri akan penyediaan energi terbarukan. Hal ini terlihat dari jumlah pelanggan PLTS atap yang naik dan pelanggan industri merupakan kelompok pelanggan dengan kapasitas paling besar.
“PLN selalu berupaya meningkatkan bauran energi terbarukannya, seperti melalui pembangunan PLTS Cirata yang memiliki kapasitas 192 MWp. Selain itu, untuk mendukung penetrasi PLTS, PLN sudah melakukan groundbreaking (pembangunan) PHES dengan estimasi COD (beroperasi-red) 2028,” katanya.
Achmad Rizal Roesindrawan, Direktur, Energia Prima Nusantara (EPN) mengamati dalam hal adopsi teknologi, masyarakat cenderung melakukan observasi dulu teknologi baru. Yang perlu dilakukan pengembang adalah memastikan kematangan teknologi yang digunakan.
“Minat untuk memasang PLTS mulai tumbuh signifikan setelah Covid19 saat prinsip ESG (environment, social, governance) mulai banyak digalakkan. Dari sisi konsumen (industri-red) banyak pula yang akhirnya melihat bahwa dengan memasang PLTS dapat meningkatkan daya saing mereka,” kata Achmad.
Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan IESR, Marlistya Citraningrum, selain sektor industri, pulau-pulau di Indonesia juga berpotensi memenuhi kebutuhan energinya dari energi terbarukan sepenuhnya. Kajian komprehensif dan menyeluruh, serta komunikasi dan kolaborasi antar lembaga dan pemangku kepentingan dibutuhkan.
“IESR mendorong banyak pulau di Indonesia untuk 100% energi terbarukan mengingat Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat memungkinkan untuk mewujudkan hal tersebut,” kata Citra.
Enda Ginting, Indonesia Country Manager, Gurin Energy menggarisbawahi pentingnya untuk mencapai skala keekonomian industri energi surya agar produk hasil industri tersebut terjangkau.
“Tantangan kami sebagai pengembang antara lain proses perampingan dan ketergantungan pada proses lelang PLN,” katanya.
Indonesia Solar Summit 2024 diselenggarakan oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta bermitra dengan RE100. Indonesia Solar Summit (ISS) tahun 2024 bertema “Membangun Rantai Pasok PLTS Indonesia untuk Mempercepat Transisi Energi dan Mendukung Industri Hijau”. ISS 2024 merupakan bagian pra-acara Indonesia Sustainability Forum 2024.