Jakarta, 19 April 2010, Setiap kegiatan manusia baik perseorangan maupun kelompok sesungguhnya mempunyai peran bagi bumi yang lebih baik atau lebih buruk. Terutama jika menyangkut gaya hidup penduduk bumi yang jumlahnya semakin tinggi dengan menggunakan daya dukung bumi secara masif yang kemudian mendorong budaya kapitalisme yang lebih besar.
Aktivitas masif ini menimbulkan rangkaian akibat lainnya, yaitu semakin mempertinggi pengurasan sumber daya bumi sehingga pelepasan gas-gas rumah kaca juga semakin melebihi batas, termasuk diantaranya Co2 (karbon dioksida). IESR (Institute for Essential Services Reform) melihat bahwa banyak hal bisa kita lakukan untuk mengurangi semakin buruknya kondisi bumi akibat aktivitas memenuhi gaya hidup masing-masing orang misalnya, dengan memberikan tolak ukur, yaitu dengan menghitung jejak ekologi kita. Dalam hal ini, IESR menawarkan perhitungan dengan menggunakan kalkulator jejak karbon.
Dari daya ukur ini bisa mempermudah perhitungan aktivitas jejak karbon masing-masing individu. Terutama dalam mengukur seberapa banyak mereka melakukan pengurangan (reduksi) karbon Co2 atau sebaliknya, dari dari aktivitas harian mereka.
Jejak karbon itu sendiri adalahJumlah emisi gas rumah kaca yang diproduksi oleh suatu organisasi, peristiwa (event), produk atau individu. Satuan pengukurannya dinyatakan dalam ton Co2 ekuivalen. Aktivitas yang dimaksud hal-hal harian yang tidak asing dilakukan tiap makhluk bumi misalnya: Memakai alat-alat elektronik seperti TV, menyalakan lampu di rumah, menggunakan kendaraan bermotor, makan, menggunakan air kemasan, atau membuang sampah organik tanpa didaur ulang kembali.
“Banyak orang tidak menyadari bahwa semua aktivitas tersebut bisa berpengaruh pada kondisi bumi, terutama iklimnya. Karena aktivitas itu mengeluarkan emisi CO2, yang jika dipakai secara missal secara berlebihan akan memperparah kondisi iklim bumi kita,” jelas Imelda Henriette Rambitan, Koordinator Program IESR, dalam press release yang dikeluarkan IESR, 19 April 2010.
Dia juga menjelaskan bahwa kalkulator jejak karbon yang dibuat oleh ISET merupakan versi yang sederhana yang disebutnya sebagai versi 01. Ime juga menjelaskan bahwa ke depan akan ada pengembangan-pengembangan lebih lanjut yang lebih detil.
“ Kami akan launching sejak rangkaian acara bumi di gelar, yaitu pada tanggal 20 April saat kami menggelar kuliah umum tentang perubahan iklim dan dampak ekonominya di FE Ekonomi UI. Dilanjutkan nanti di arena KNLH Walhi, di TIM Cikini, Jakarta. Kami akan ada di sana pada 22-23 April. Lalu bersama CSF kami ikut dalam bagian HELP Clinic yang akan digelar di Taman Suropati pada Minggu, 25 April 2010,” tambah Siti Badriah, Climate Justice Officer IESR.
Siti juga menjelaskan, Kalkulator jejak karbon versi 01, ini termasuk bagian kampanye IESR tentang keadilan iklim. Dari sini tiap orang diharapkan mengetahui bahwa aktivitas mana dari yang biasa mereka lakukan mengeluarkan karbon yang lebih banyak.
“Dari sanalah kami meminta mereka melakukan diet karbonnya secara bertahap. Misalnya yang tadinya suka menyalakan AC hingga 24 jam bisa menguranginya menjadi beberapa jam saja sesuai dengan kebutuhan, yang suka lupa mematikan lampu atau komputer ketika tidak digunakan lagi, mulailah membiasakan diri mematikannya, yang tadinya makan disisa mulai sekarang harus dihabiskan. Ini hal-hal sederhana saja, tapi penting bagi planet bumi kita,” jelas Imelda atau biasa dipanggil dengan Ime ini. (***/Musfarayani)
Berikut beberapa informasi penting:
- Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor untuk hal-hal yang berjarak pendek. Misalnya, untuk membeli makan siang, tidak perlu menggunakan motor. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor untuk jarak 100 m, akan membuat emisi yang kita keluarkan berkurang sebesar 1,48 g CO2.
- Mengurangi pembuangan sampah organik. Tahukah anda, bahwa sampah-sampah organik yang kita buang setiap hari (makanan berserat contohnya), juga berkontribusi pada pelepasan gas rumah kaca ke atmosfir. Setiap pengurangan 10 g sampah organik, kita mengurangi emisi sebesar 3,75 g CO2.
- Mengurangi penggunaan kertas Sebagai mahasiswa, pelajar atau pekerja kantor atau siapa pun, seringkali kita menggunakan media kertas untuk berbagai keperluan dan keseharian kegiatan kita. Padahal, kalau kita bisa menghemat satu lembar kertas 70 g saja, dengan cara printing bolak-balik, maka, kita bisa mengurangi emisi sebesar 226,8 g CO2.
- Mengurangi penggunaan Lampu. Seringkali, kita menggunakan lampu di saat-saat tidak perlu. Padahal, kalau kita bisa mematikan lampu paling tidak selama 1 jam, maka bola lampu dengan kekuatan 10 watt saja, sudah bisa menghemat sekitar 9,51 g CO2. (***/data ime)