Denpasar, 24 Agustus 2024 – Setahun setelah Deklarasi Menuju Bali Net Zero Emissions (NZE) pada 4 Agustus 2023, Bali terus melangkah maju untuk mewujudkannya. Salah satunya, Pemerintah Bali, bekerja sama dengan Institute for Essential Services Reform (IESR) yang juga tergabung dalam Koalisi Bali Emisi Nol Bersih, telah merampungkan peta jalan Nusa Penida untuk memenuhi kebutuhan energinya dengan 100 persen energi terbarukan.
Demi mendorong dukungan masyarakat untuk Bali NZE 2045 dan merealisasikan Bali yang bersih dan berkelanjutan, Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral dan IESR menggelar “Festival Bali Emisi Nol Bersih” (24/08/2024) di Lapangan Timur Niti Mandala Renon Denpasar. Festival ini merangkum ragam aktivitas seperti lari dan jalan sehat, diskusi interaktif dengan para ahli di bidang lingkungan dan energi, pameran produk ramah lingkungan, serta permainan dan edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan melalui pengurangan emisi karbon dan promosi gaya hidup sehat.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bali Ida Bagus Setiawan mengatakan, saat ini masyarakat Bali cenderung memandang bahwa tanggung jawab pencapaian Bali Net Zero Emission 2045 atau Bali Emisi Nol Bersih 2045 berada sepenuhnya di tangan Pemerintah Provinsi Bali.
“Untuk itu, pentingnya menggalakkan edukasi tentang Net Zero Emissions dibarengi dengan kerjasama berbagai sektor, termasuk Pemerintah Kabupaten dan Kota di Bali. Pencapaian Bali NZE merupakan pekerjaan bersama dan kolaborasi menjadi hal penting,” imbuh Ida Bagus Setiawan.
Agus P Tampubolon, Manajer Proyek Clean, Affordable, and Secure Energy for South East Asia (CASE) Indonesia, IESR menuturkan, upaya mewujudkan Bali NZE 2045 akan memberikan contoh positif bagi Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau untuk memanfaatkan potensi energi terbarukan yang tersedia melimpah. Secara nasional, potensi energi terbarukan di Indonesia mencapai 7.861,43 (GW). Sementara Bali, total potensi energi terbarukannya berdasarkan kajian IESR, terbilang besar mencapai 143 GW.
Menurut Agus, kesadaran masyarakat yang meningkat terhadap pemeliharaan alam, dan pemanfaatan energi terbarukan akan mendorong aksi pengurangan emisi pribadi. Jika aksi pengurangan emisi pribadi dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat Bali, maka mewujudkan Bali NZE 2045 adalah sebuah keniscayaan. Selain itu, kesadaran dan permintaan dari publik diharapkan mendorong pemerintah dan pihak lain untuk lebih progresif dalam mendukung upaya Bali NZE 2045.
“Terjadinya penumpukan wisatawan di Bali telah membentuk fenomena turis berlebih (overtourism) yang membawa berbagai dampak negatif bagi lingkungan dan budaya setempat. Hal ini tidak hanya membebani infrastruktur dan lingkungan Bali, tetapi juga mengancam filosofi kearifan lokal Bali yang menekankan keseimbangan dan keharmonisan dengan alam, dikenal sebagai “Tri Hita Karana”. Melalui festival Bali Emisi Nol Bersih, masyarakat dapat terekspos dengan visi Bali NZE 2045 sehingga dapat mengambil peranannya masing-masing untuk mendukungnya. Langkah pengurangan emisi misalnya dengan mengkonsumsi makanan lokal, hingga memanfaatkan energi ramah lingkungan, seperti energi surya melalui pemasangan PLTS,” jelas Agus.
Tentang Institute for Essential Services Reform
Institute for Essential Service Reform (IESR) adalah organisasi think tank yang secara aktif mempromosikan dan memperjuangkan pemenuhan kebutuhan energi Indonesia, dengan menjunjung tinggi prinsip keadilan dalam pemanfaatan sumber daya alam dan kelestarian ekologis. IESR terlibat dalam kegiatan seperti melakukan analisis dan penelitian, mengadvokasi kebijakan publik, meluncurkan kampanye tentang topik tertentu, dan berkolaborasi dengan berbagai organisasi dan institusi.