First Solar dan PJB Services Bangun Pembangkit Surya 100 Megawatt

JAKARTA (IFT) – First Solar Inc,  perusahaan  yang tercatat di Bursa Amerika Serikat dan PT Pembangkitan Jawa Bali Services (PJB Services), anak usaha PT Pembangkitan Jawa Bali, akan membangun fasilitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 100 megawatt di Indonesia. Won Park, Senior Manager Business Development and Sales First Solar Asia Tenggara, menuturkan pembangunan pembangkit itu merupakan langkah untuk memenuhi permintaan energi listrik di Indonesia yang semakin meningkat.

“Indonesia sangatlah membutuhkan sumber daya energi yang hemat dan juga dapat diandalkan. Oleh karena itu, kerjasama dengan PJB Services ini dapat dijadikan sebagai solusi ideal bagi Indonesia,” katanya, Selasa.

Park menyatakan kesepakatan kerja sama ini menunjukkan kepercayaan First Solar terhadap potensi Indonesia sebagai pasar berkelanjutan yang memanfaatkan tenaga surya sebagai bagian penting dari bauran energi Indonesia.  Kesepakatan kerjasama ini merupakan yang pertama bagai First Solar untuk proyek PLTS di Indonesia, dan merupakan bagian dari strategi First Solar untuk masuk ke pasar energi berkelanjutan dunia yang terus berkembang.

Penandatanganan nota kesepahaman ini juga merupakan langkah pertama dalam mengembangkan fasilitas pembangkit listrik tenaga surya photo voltaic (PV) berskala penggunaan untuk PJB Services.

Kerjasama keduanya meliputi pengembangan, pengadaan, pembangunan, pengoperasian, dan perawatan proyek dari pembangkit listrik bertenaga surya PV tersebut , termasuk soulsi hibrid PV yang menggunakan modul PV berlayar tipis beserta sistem layanan dan komponen terkaitnya.

“Kami menyambut baik kesempatan untuk bekerjasama dengan perusahaan penyedia tenaga surya terkemuka di dunia untuk mengembangkan pembangkit listrik PV di Indonesia,” kata Bernadus Sudarmanta, Presiden PJB Services.

Dia berharap listrik tenaga surya PV dapat membantu Indonesia untuk memenuhi kebutuhan listriknya yang terus meningkat serta mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil,

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform Indonesia mengatakan pengembangan pembangkit listrik tenaga surya PV sangat potensial di Inonesia terutama di Indonesia bagian timur yang radiasi mataharinya cukup tinggi.
“Ini sangat bagus untuk dan ekonomis untuk menggantikan pembangkit listrik diesel,” kata Fabby.

Dia menuturkan harga listrik tenga surya PV bisa di bawah US$ 24 sen per kilowatthour atau sekitar 30%40% lebih murah dari harga listrik dari pembangkit listrik diesel. Harga listrik itu bisa lebih murah jika pengembangannya lebih dari 100 megawatt.

Fabby menyarankan agar pengembangan pembangkit listrik tenaga surya PV dibuat dalam skema seperti yang dipakai pemerintah China. Pemerintah China, kata dia, menargetkan kapasitas tertentu dalam jangka panjang bagi perusahaan pengembang untuk membangun PLTS. “Jadi perusahaan pengembang dapat bangun pabriknya di Indonesia juga,” tambahnya. (*)

BY IGNASIUS LAYA

Share on :