Salah satu acara yang menarik di setiap pertemuan resmi mengenai perubahan iklim UNFCCC adalah Fossil of the Day. Fossil of the Day ini dilaksanakan oleh sebuah jaringan NGO bernama Climate Action Network [1], untuk merekoknisi negara-negara yang memberikan pernyataan-pernyataan, yang sepertinya berusaha untuk menghadang atau memperlambat jalannya negosiasi perubahan iklim.
Pada hari Jum’at yang lalu, tanggal 2 Desember 2011, tiga negara dinominasikan untuk menerima Fossil of the Day; Brazil, Selandia Baru, dan Kanada. Brazil dinyatakan layak untuk mendapatkan tempat pertama, karena Menteri Lingkungan Hidup mereka menyatakan di koran lokal mereka baru-baru ini, bahwa undang-undang Brazil yang baru mengenai kehutanan akan membantu Brazil untuk memenuhi target penurunan emisi mereka. Padahal, undang-undang kehutanan mereka justru mendatangkan bencana bagi orang-orang Brazil, berdampak negatif untuk perubahan iklim, kehidupan masyarakat adat di Amazon dan dimana pun, juga terhadap kelangsungan biodiversity dan layanan lingkungan yang sangat berharga.
Selandia Baru menempati tempat kedua, karena mereka jelas-jelas mengusulkan untuk membuat sebuah mekanisme pasar yang baru, tanpa adanya pengawasan bahkan tinjauan (review). Bayangkan saja, memiliki sebuah mekanisme pasar dengan adanya mekanisme peninjauan penurunan emisi saja tidak membuat emisi global menurun, apalagi tanpa adanya tinjauan?
Hal yang paling menarik terjadi pada Kanada. Menteri Lingkungan Hidup Kanada, Peter Kent, mengatakan bahwa Kanada menerima Fossil of the Day dikarenakan orang-orang yang memberikan penilaian adalah orang-orang yang tidak terekspos dengan informasi yang benar. Padahal, bagi banyak orang justru beranggapan bahwa Kent adalah orang yang paling tidak well informed. Look who’s talking?
Fossil of the Day mungkin terlihat sederhana bagi setiap orang yang menyaksikannya. Namun, dampak dari Fossil of the Day ini sangat tinggi bagi negara-negara yang mendapatkannya. Contohnya saja, ketika Polandia mendapatkan tempat pertama sebagai penerima Fossil of the Day tanggal 30 November 2011 lalu.
Pasalnya adalah, logo kepresidenan Polandia terlihat sebagai salah satu sponsor dari ‘European Coal Days’. Sebagai negara yang mengembang kepresidenan EU, jelas saja hal ini mencoreng wajah EU dalam negosiasi. Padahal, EU merupakan salah satu bloc yang sedang memperjuangkan adanya legally binding untuk penurunan emisi.
Penganugerahan Fossil of the Day tersebut kemudian membuat kepresidenan Polandia melakukan pengecekan ulang terhadap keberadaan logo tersebut. Keberadaan logo tersebut kemudian ditemukan sebagai kecolongan dari pihak Polandia oleh panitia dari conference ‘European Coal Days’. Pihak pemerintah Polandia kemudian meminta pada panita konferensi tersebut untuk memberikan klarifikasi bahwa Pemerintah Polandia sama sekali tidak terlibat dalam konferensi tersebut. Pihak Pemerintah Polandia kemudian mengirimkan surat resmi kepada Climate Action Network untuk menarik Fossil of the Day yang ‘dianugerahkan’ kepada mereka, untuk mengembalikan ‘citra’ mereka untuk mendukung posisi EU dalam negosiasi perubahan iklim.
Jadi, Parties [2], you’re being watched!
Sumber: http://www.climatenetwork.org/fossil-of-the-day
[1] Climate Action Network adalah sebuah jaringan NGO yang kini memiliki anggota sebanyak 500 organisasi dari seluruh dunia, bekerja untuk mendorong pemerintah serta kegiatan-kegiatan individu untuk membatasi perubahan iklim yang diakibatkan oleh kegiatan manusia, pada tingkatan yang berkelanjutan secara ekologis. IESR adalah salah satu anggotanya, yang saat ini merupakan koordinator dari CAN Indonesia, dan pada saat yang bersamaan menjadi anggota dari CAN South East Asia (CANSEA) yang juga adalah bagian dari CAN International.