REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa mendesak Pertamina dan Menteri ESDM, Sudirman Said membuka hasil audit forensik Petral ke publik. Sebab, menurut dia, jika memang ada kerugian negara, selain Pertamina yang paling terdampak, juga masyarakat yang tidak mendapatkan harga BBM murah.
“Pertanyaannya apakah Direksi Pertamina berkata benar dan tidak menyembunyikan fakta-fakta audit? Kalau mau transparan buka saja laporan ke publik sehingga bisa dinilai oleh publik,” kata Fabby saat dihubungi di Jakarta, Kamis (12/11).
Selain itu, kata Fabby, dengan kejelasan hasil audit forensik Petral, maka masyarakat dapat menilai siapa sebenarnya yang ada di balik permainan pengadaan BBM.
“Perlu ditemukan pihak-pihak pembuat keputusan/kebijakan pengadaan minyak, baik dari pihak pemerintah dan internal Pertamina yang terlibat dalam menyebabkan kerugian tersebut,” ujar dia.
Sebelumnya, Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan ada kerugian negara hingga 18 miliar dolar AS atau setara Rp 243 triliun. Padahal, PT Pertamina (Persero) selaku induk dari Petral-PES menyatakan tidak ada kerugian negara dari audit tahun 2012-2014.
Sumber: REPUBLIKA.CO.ID.