TEMPO.CO, Jakarta – Pengamat kelistrikan, Fabby Tumiwa mengatakan ada sejumlah hal yang bisa disiasati PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan pemerintah untuk mengendalikan pembengkakan subsidi bahan bakar minyak bersubsidi.
Fabby mengatakan pemerintah dan PLN harus mengendalikan sisi permintaan. “Gerakan penghematan listrik pada jam puncak dengan program 17-22 harus dihidupkan lagi,” kata Fabby, Selasa, 10 April 2012.
Dia mengatakan penggunaan listrik oleh konsumen rumah tangga cukup tinggi. Selain itu pemerintah juga perlu membatasi penambahan jaringan pada konsumen rumah tangga. Soalnya, ini adalah salah satu sisi yang bisa dikendalikan pemerintah.
Sebelumnya, Direktur Konstruksi PLN Nasri Sebayang mengatakan penggunaan BBM untuk pembangkit listrik akan meningkat karena sejumlah pembangkit listrik tenaga uap terlambat selesai. Proyek 10.000 megawatt tahap I yang seharusnya selesai pada 2010 diperkirakan baru akan rampung pada 2014.
Keterlambatan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti keterlambatan pembebasan lahan, pembiayaan dan penyesuaian sistem kerja dengan para kontraktor baru dari Cina.