Jakarta -Krisis listrik nasional diprediksi akan mengancam pada 2018 nanti. Ada beberapa cara yang harus dilakukan pemerintah agar krisis listrik tidak terjadi.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR), Faby Tumiwa mengungkapkan, ada beberapa hal yang harus dilakukan agar krisis listrik tidak terjadi, salah satunya menaikkan tarif listrik untuk rumah tangga atau dengan kata lain mengurangi subsidi listrik.
“Pertama yang harus dilakukan, mempercepat pembangunan pembangkit listrik dan transmisi dan distribusi listrik,” kata Faby kepada detikFinance, Selasa (13/5/2014).
Faby mengatakan, pemerintah juga harus bisa menekan pertumbuhan permintaan listrik, khususnya dari pelanggan rumah tangga.
“Untuk menekan permintaan listrik dari rumah tangga, naikkan tarif listrik rumah tangga, sehingga penggunaan listrik lebih rasional,” tegasnya.
Selian itu, hal yang penting namun sering dianggap sepele yakni penghematan penggunaan energi listrik.
“Kalau ini terus didorong dan dipromosikan , kita bisa mengurangi kenaikkan konsumsi listrik sebanyak 500 megawatt per tahun, itu besar namun hal yang sepele,” tutupnya.
Faktor yang memicu krisis listrik antaralain akibat pembangunan pembangkit listrik yang menemui banyak kendala termasuk lahan. Selain itu, keuangan PT PLN (Persero) tidak tidak mampu memenuhi semua kebutuhan permintaan listrik melalui pembangunan infrastruktur kelistrikan.