Oleh: Windy Hapsari/Echa, Sobat Esensial IESR Batch 3
Perubahan iklim merupakan pergeseran jangka panjang dalam iklim, seperti suhu, curah hujan, dan angin. Perubahan iklim biasa disebut juga pemanasan global, yang mengacu secara khusus untuk peningkatan suhu bumi. Pemanasan inilah yang pada akhirnya menyebabkan perubahan iklim.
Tak dapat kita pungkiri bahwa iklim global saat ini telah berubah dan membuat suhu udara menjadi lebih hangat. Banyak pendapat dari para ilmuwan yang menyatakan aktivitas manusia berpengaruh pada perubahan iklim. Kegiatan manusia yang melepaskan polusi mengakibatkan polusi tersebut terperangkap di atmosfer, menyebabkan “efek rumah kaca” yang menghangatkan bumi. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca utama. Gas rumah kaca lainnya termasuk metana, nitrous oxide, senyawa organik volatil , ozon , dan klorofluorokarbon .Kegiatan manusia yang melepaskan gas rumah kaca termasuk pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak, batu bara, propana, solar, gas alam, dan bensin .Kegiatan lain termasuk juga pembangkit listrik, proses industri, pertanian, dan kehutanan.
Perubahan Iklim dapat menyebabkan peristiwa cuaca ekstrim seperti banjir dan badai, kenaikan permukaan laut, dan peningkatan suhu, yang pada gilirannya dapat menyebabkan gelombang panas dan kekeringan. Perubahan ini dapat mempengaruhi kesehatan manusia, kualitas udara, pertanian dan persediaan makanan, hutan, ekosistem, daerah pantai, dan sumber daya air.
Perubahan iklim dapat menyebabkan kebakaran hutan dan debu dari tanah kering, meningkatkan partikulat polusi di udara . Kondisi cuaca stagnan dapat menyebabkan peningkatan ozon dan asap. Naiknya permukaan laut dapat meningkatkan risiko dari peristiwa cuaca ekstrim seperti banjir di daerah pesisir.
Perubahan cuaca ekstrim dapat berpengaruh langsung dan tidak langsung ke manusia. Suhu hangat atau dingin yang ekstrim yang disebabkan oleh perubahan iklim dapat memperburuk beberapa penyakit kronis, termasuk penyakit jantung dan pernapasan. Temperatur yang sangat tinggi dapat menyebabkan stroke panas (Heat stroke). Perubahan pada ekosistem dapat mengakibatkan produksi serbuk sari yang lebih tinggi yang dapat memperburuk penderita penyakit alergi dan pernapasan. Perubahan iklim juga dapat meningkatkan penyakit iklim sensitif dan membuat virus terbawa air. Kekurangan makanan akibat perubahan pola pertanian dapat meningkatkan risiko kekurangan gizi. Kondisi cuaca juga bisa mendukung populasi nyamuk dan meningkatkan penyebaran malaria.
Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai warga bumi untuk turut berperan serta mengatasi perubahan Iklim yang sedang dialami bumi, dimulai dari hal-hal kecil yang dapat dilakukan oleh semua orang dari rumah tempat kita tinggal, diantaranya penghematan bahan bakar, penggantian bahan bakar berbasis fossil dengan sumber energi baru/terbarukan, atau penanaman hutan kembali (absorber alami). Perlu kita ingat bahwa peran serta kita dalam menghijaukan Bumi bukan hanya kita yang menikmati, tapi juga anak cucu kita kelak.