Jokowi Tepati Janji

Presiden Joko Widodo menjawab tantantan ekonomi dalam acara yang diselenggarakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta Convention Center, Kamis (9/7/2015)
Presiden Joko Widodo menjawab tantantan ekonomi dalam acara yang diselenggarakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta Convention Center, Kamis (9/7/2015)

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebanyak 47 titik paling depan dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia akan segera teraliri listrik bulan ini. Direncanakan elektrifikasi di 47 titik tersebut akan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo di Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku, pada 20 Agustus 2015.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jarman, Minggu (9/8/2015). Elektrifikasi di 47 titik merupakan janji Presiden Jokowi usai dilantik.

Saat ini sebanyak 43 titik sudah selesai dikerjakan. Sedangkan sebanyak empat titik lainnya terkendala infrastruktur seperti di Kalimantan dan Papua. Namun demikian, Jarman memastikan sisanya itu akan diselesaikan dalam beberapa hari ke depan. “Kami pastikan janji pemerintah melistriki 47 daerah tercapai,” ujar Jarman.

Diperkirakan sebanyak 34.178 pelanggan akan terlistriki. Pengoperasian dilakukan oleh PT PLN (Persero) untuk menjaga keandalan pengoperasiannya. Jarman mengakui, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) adalah sumber energi utama untuk ke-47 titik itu.

“(Tapi) Ke depan bukan PLTD lagi, kita akan pakai hybrid dengan energi baru. Mesin diesel nanti akan jadiback up energi baru. Kita sudah lakukan hybrid seperti ini di Miangas, PLTD dengan PLTS,” kata dia.

Oleh karenanya, Kementerian ESDM telah berencana menambah tambahan anggaran Rp 10 triliun untuk energi baru terbarukan. Ke depan porsi energi baru terbarukan akan semakin besar untuk mencapai target elektrifikasi 97 persen pada 2019, dan 99 persen pada 2020.

Jaga keandalan
Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, muncul kekhawatiran akan kualitas pembangkit dan keandalan pengoperasiannya. Sebab, proyek ini dikerjakan dalam tempo yang super cepat.

“Pengoperasian perlu dipikirkan. Jangan setelah diresmikan tapi tiga hari kemudian padam. Keandalan perlu dijaga, agar masyarakat tidak merasa dimanfaatkan untuk pencitraan,”  ucap Fabby.

Fabby memperkirakan, pada mulanya listrik di 47 titik tersebut tidak akan menyala penuh 24 jam. Namun, dia bilang, kalaupun listriknya hanya menyala 6-8 jam per hari, yang terpenting tiap hari bisa menyala.

“Diresmikannya 47 titik adalah awal yang baik, tapi memastikan listrik terus nyala adalah tugas yang lebih berat,” kata dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Satya W Yudha meminta pemerintah dalam memenuhi kebutuhan listrik ke depan tidak dengan cara instan tapi mahal, seperti menyewa diesel. Selain itu, dia juga memberi saran agar PLN segera menyiapkan transmisinya, untuk elektrifikasi mendatang.

Sumber: kompas.com.

Share on :

Leave a comment