PLN diminta untuk tidak membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) paling tidak pada 2025, terutama jika ingin menjadi perusahaan yang netral karbon pada 2050. Pasalnya untuk mencapai target tersebut, maka puncak emisi karbon harus terjadi pada 2030. Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai langkah ini penting sehingga PLN tidak bisa menunggu hingga proyek 35.000 MW rampung baru fokus pada pembangkit energi baru terbarukan (EBT).
Baca lebih lanjut di Katadata (10 Mei 2021)