
Kendaraan Listrik di Indonesia – Analisis Ekonomi Politik
Penelitian ini, yang dilakukan oleh E3G bekerja sama dengan IESR, bertujuan untuk menyelidiki ekonomi politik pengembangan kendaraan listrik (EV) di

Penelitian ini, yang dilakukan oleh E3G bekerja sama dengan IESR, bertujuan untuk menyelidiki ekonomi politik pengembangan kendaraan listrik (EV) di

Penelitian yang dilakukan bersama IESR, CORE Indonesia, KPBB, dan RCCC UI ini menggunakan model simulasi untuk memproyeksikan perubahan konsentrasi PM2.5

Publikasi ini menyoroti tantangan yang dihadapi Indonesia dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon, terutama dalam mengamankan pembiayaan yang diperlukan untuk

Indonesia memiliki ambisi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik (EV). Namun, perjalanan menuju tujuan ini dihadapkan pada

Indonesia Solar Energy Outlook 2025 menyoroti peran krusial PLTS dalam meningkatkan ketahanan energi Indonesia. Laporan ini menganalisis bagaimana PLTS dapat

Publikasi ini mengkaji hubungan antara bank pembangunan multilateral (MDB) dan lembaga pembiayaan pembangunan nasional (DFI) dalam memobilisasi pendanaan iklim di

Strategi Tambahan di Luar Rencana Komprehensif Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif (CIPP) Indonesia, salah satu produsen batu bara terbesar di

Hasil laporan Institute for Essential for Services Reform (IESR), World Resources Institute (WRI) Indonesia, dan New Energy Nexus Indonesia, dengan Pemerintah Bali

Inisiatif ini, yang dikenal sebagai Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan (JETP) Indonesia, memberikan penekanan penting pada pengurangan emisi dari sektor ketenagalistrikan, yang pada awalnya mencapai puncaknya dan kemudian menguranginya, dengan dukungan yang sangat diperlukan baik dari lembaga keuangan publik maupun swasta.

Studi ini menginvestigasi bagaimana Indonesia dapat mencapai target dekarbonisasi sektor energi-nya. Laporan ini memberikan analisis ekonomi antar dua strategi dekarbonisasi

Krisis iklim global telah mendorong negara-negara di seluruh dunia untuk beralih dari bahan bakar fosil ke energi bersih dan terbarukan. Komitmen global telah mulai menempatkan semua negara pada jalur untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil dan mencapai emisi nol bersih (NZE) pada tahun 2050, seperti yang diserukan dalam Perjanjian Paris. Untuk mencapai NZE, diperlukan upaya kolektif global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 45% pada tahun 2030. Penghapusan dan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil menjadi penting untuk mengurangi pemanasan global yang semakin parah.

Opportunities and Challenges to Net-zero Emissions Pertumbuhan industri utama menimbulkan tantangan bagi pencapaian skenario Near Zero 2060. Untuk mengatasi hal