Dalam rangka 20 tahun KTT Bumi di Rio de Janeiro, PBB kembali mengadakan sebuah pertemuan tingkat tinggi yang disebut dengan Rio+20 pada bulan Juni tahun 2012 mendatang. Beberapa hal yang akan dibahas berkisar pada ekonomi hijau yang ada dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan penanggulangan kemiskinan, serta pembahasan mengenai kerangka institusi yang ada (khususnya badan-badan PBB) terkait dengan pembangunan berkelanjutan.
Untuk itu, UNCSD (United Nation Conference on Sustainable Development), beserta dengan badan-badan PBB lainnya, memberikan kesempatan bagi seluruh pemangku kepentingan yang ada untuk memberikan masukannya tentang hal-hal apa yang harus menjadi perhatian seluruh pihak menjelang KTT Bumi mendatang.
Seluruh masukan ini kemudian akan dikompilasi menjadi sebuah dokumen yang bernama Zero Draft Document. Pemangku kepentingan yang diakui adalah negara-negara anggota (member states), major groups (terdiri dari sembilan kategori; salah satunya adalah NGO), badan-badan PBB, dan beberapa lembaga lainnya.
Dalam konteks tersebut, IESR sebagai salah satu major groups, memberikan input kepada UNCSD mengenai topik pembahasan yang harus dilakukan di KTT Bumi 2012. IESR berpendapat bahwa Rio+20 harus keluar dengan keputusan yang konkrit serta langkah implementasi yang doable disertai dengan komitmen politik dari masing-masing pihak untuk melakukannya.
IESR berpendapat bahwa hal yang sangat krusial untuk diselesaikan berhubungan dengan kemiskinan energi. Dimana kemiskinan energi ini terjadi bukan hanya karena kemiskinan secara ekonomi, namun juga karena kurangnya (atau bahkan tidak ada) akses pada fasilitas yang memadai pada layanan energi yang layak. IESR juga memandang bahwa masalah energi harus diselesaikan dengan mengutamakan pilihan-pilihan energi bersih, penekanan pada non-batu bara dan non-nuklir.
IESR berpendapat bahwa optimalisasi energi terbarukan menjadi salah satu sumber energi, harus dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghilangkan dan/atau mereformasi subsidi bahan bakar fosil, yang karenanya membuat bahan bakar fosil menjadi lebih menarik dari segi harga ketimbang layanan energi yang dihasilkan dari energi terbarukan.
IESR juga berpendapat bahwa perlu adanya pendanaan khusus untuk energi untuk memastikan akses pada layanan energi dapat dinikmati oleh semua orang. Selain itu, program transfer teknologi global yang dapat diakses oleh semua, juga perlu untuk diberlakukan.
Posisi IESR juga dapat dilihat di website resmi Rio+20