Serba Serbi Kompor Induksi
Kompor Induksi Hasilkan Rasa yang Berbeda?

Adanya Anggapan:
“Apakah Kompor Iduksi membuat rasa makanan berubah?”
Namun:
Beberapa metode memasak, terutama yang ingin menghasilkan cita rasa panggang, memerlukan perlakuan khusus yang biasanya menghasilkan banyak asap. Sementara itu, untuk metode memasak tanpa perlakuan khusus, rasa makanan umumnya tidak mengalami perubahan.
Penjelasan:
Secara teknis, kompor induksi hanya berfungsi untuk memanaskan makanan, sehingga tidak akan mempengaruhi rasa makanan(Alinea.id, 2022). Sementara untuk peralatan, saat ini peralatan memasak sudah banyak menggunakan besi dan baja tahan karat sehingga cocok untuk kompor induksi.
Tidak ada penjelasan ilmiah terhadap hubungan jenis energi yang digunakan dengan rasa makanan, melainkan risiko bahan kimia yang mencemari rumah. Misalnya, penggunaan kompor gas akan berpotensi mencemari rumah dengan gas karbon monoksida, formaldehida, dan hidrogen sianida.
Kompor gas dianggap berbahaya oleh Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika karena melepaskan nitrogen dioksida dalam jumlah tinggi, yang dapat mempengaruhi kesehatan orang dewasa, anak-anak, dan orang dengan kondisi pernapasan yang sensitif seperti asma. Penggunaan kompor gas juga meningkatkan risiko kebakaran karena adanya api terbuka. Oleh karena itu, banyak orang beralih ke kompor listrik sebagai alternatif yang lebih aman dan populer(Foodrepublic.com, 2023).
Beberapa hal yang mempengaruhi rasa makanan adalah(mccormickfona.com, 2022):
- Umur. Pada sekitar usia 45 tahun, sel-sel pengecap mulai memburuk, dan saat mencapai usia 50-an akhir, Anda mungkin mulai merasakan penurunan kemampuan mengecap. Meskipun, kemampuan merasakan asam cenderung lebih baik dibandingkan dengan rasa lainnya. Di usia lanjut, ambang batas untuk mengecap rasa manis, asin, dan pahit bisa menjadi 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang lebih muda.
- Lapar. Rasa lapar dapat mempengaruhi preferensi terhadap makanan dengan membuat lebih sensitif terhadap rasa manis dan asin.
- Waktu dan jenis makanan. Sensitivitas terhadap rasa dapat berkurang satu hingga empat jam setelah makan atau minum, tergantung pada jenisnya; makanan pedas seperti sambal, bisa memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan makanan hambar, seperti susu.
- Temperatur suhu. Perubahan suhu dapat mempengaruhi sensitivitas indera pengecap terhadap berbagai rasa makanan. Saat suhu naik, sensitivitas terhadap rasa manis cenderung meningkat, sementara rasa asin dan pahit cenderung menurun. Sebaliknya, saat suhu turun, sensitivitas terhadap rasa pahit cenderung meningkat, sementara rasa asam cenderung menurun.

Kata IESR
“Penggunaan kompor listrik tidak mengubah rasa makanan karena baik kompor listrik maupun kompor gas pada intinya memberikan panas ke peralatan memasak yang digunakan dan bukan masakannya. Untuk dapat memasak secara lebih nyaman, akan ada peralatan – peralatan memasak yang sebaiknya tidak digunakan lagi saat berpindah dari kompor gas dan kompor listrik seperti wok. Selain itu, penggunaan kompor listrik sebenarnya mengurangi gas-gas berbahaya yang dihasilkan saat kita memasak dengan kompor gas.”
– Faris Adnan Padhilah, Koordinator Riset Manajemen Permintaan Energi, IESR
Penjabaran untuk
Anak (14-18 tahun):

Teka Teki Rasa.
Masak dua makanan yang sama di dua jenis kompor yang berbeda. Satu di kompor gas, satu lagi di kompor listrik.
Peserta menebak rasa dominan dengan mata tertutup. Peserta mencatat jawaban mereka.
Saat penilaian, tanpa diketahui peserta sebelumnya, panitia menyatakan untuk memperoleh poin lebih, peserta ditanya jenis kompor yang digunakan saat memasak dan diberikan kesempatan untuk menjelaskan perbedaan keduanya.
Kesimpulan. Tidak ada perbedaan rasa antara masakan di kompor gas maupun di kompor listrik, dan berikan penjelasannya.
Bayangkan kalian memasak air di teko listrik sama masak air di panci dengan kompor gas, apakah rasanya beda? Kedua hal yang ditawarkan tadi akan menghasilkan hal yang sama. Air dipanaskan sampai mendidih dengan cara memanaskan wadahnya, pemanasannya ini yang berbeda, ada yang dengan api ada yang dengan konsep induksi, sama seperti kompor listrik dan kompor gas.
Penjabaran untuk
Dewasa (19 tahun ke atas):
Coba kalian diskusikan pertimbangan apa saja yang biasanya menjadi pertimbangan orang dewasa untuk memilih kompor dalam memasak. Contoh:
- Perawatan (kompor induksi lebih murah dirawat). Kalau kompor gas lebih memerlukan perhatian khusus pada bagian mekanis dan komponen gas seperti burner, regulator, dan selang. Sementara, kompor induksi lebih fokus pada perawatan permukaan kaca dan komponen elektroniknya.
- Keamanan (kompor gas mempunyai risiko kebakaran yang tinggi). Anggota tubuh tidak mudah terbakar saat menyentuh tungku sehingga mengurangi potensi luka bakar.
- Kesehatan (kompor gas mengandung gas karbon monoksida, formaldehida, dan hidrogen sianida).
- Efisiensi energi (kompor induksi lebih efisien dengan tanpa banyak energi terbuang dan hemat dalam jangka panjang). Sebuah kajian dari EPRI (Micah Sweeney, Jeff Dols, Brian Fortenbery, and Frank Sharp 2014) membandingkan efisiensi kompor gas dan kompor listrik. Hasilnya: Kompor induksi memiliki efisiensi 84 persen, kompor listrik dengan elemen koil dan permukaan halus standar memiliki efisiensi sekitar 74 persen, dan kompor gas memiliki efisiensi sekitar 40 persen. Artinya(Leafscore.com, 2021), saat memasak dengan gas, sekitar 60 persen energi terbuang, dibandingkan hanya 16 persen dengan kompor induksi dan 26 persen dengan kompor listrik permukaan halus.Dalam sebuah percobaan, kompor induksi dapat mendidihkan air hanya dalam 5,8 detik, sementara kompor gas memerlukan waktu 8,3 detik.
- Perawatan (kompor induksi lebih murah dirawat). Kalau kompor gas lebih memerlukan perhatian khusus pada bagian mekanis dan komponen gas seperti burner, regulator, dan selang. Sementara, kompor induksi lebih fokus pada perawatan permukaan kaca dan komponen elektroniknya.