Jakarta – Penjualan bisnis hilir migas PT Pertamina (Persero) elpiji subsidi 3 kg kepada nelayan sebagai sumber Bahan Bakar Gas (BBG) tidak terbentur dengan aturan pemerintah.
Disinyalir kebijakan pemerintah mengenai barang subsidi akan membuat jumlah dan penyaluran elpiji 3 kg dibatasi. “Soal aturan itu tidak masalah, karena nelayan juga perlu subsidi. Kami akan koordinasikan agar elpiji 3 kg bisa dipakai pada mesin kapal nelayan sebagai BBG,” ujar Ketua Himpunan Wiraswata Nasional Miinyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas), Eri Purnomohadi, Selasa (18/6/2013).
Selain itu Eri juga akan meminta Pertamina untuk menambah stok elpiji 3 kg untuk kebutuhan nelayan sesuai dengan program konversi BBM ke BBG pada nelayan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. “Kami ajukan ke Pertamina. Saat ini Pertamina menyiapkan 2 juta kl Solar untuk nelayan. Nah kuota itu yang akan dikurangi dan digantikan dengan elpiji,” kata Eri.
Tim Percepatan Konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG), Kementerian ESDM sepakat untuk melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah (pemda) Jabung Barat, Jambi, dan perusahaan migas PertroChina guna merealisasikan aksi percepatan konversi BBG.
Ketua Tim Percepatan Konveri BBM ke BBG, Kementerian ESDM, Wira Atmaja Puja menjelaskan, guna mengantisipasi kenaikan BBM subsidi dalam waktu dekat, pihaknya bersama Bupati Jabung Barat, Jambi, dan PetroChina bakal memberikan 520 converter kit bagi nelayan untuk mengaplikasikan BBG dalam bentuk elpiji 3 kilo gram.
“Ini implementasi awal dengan menyasar ke Jabung Barat. Nanti 300 converter kit diberikan dari Kementerian ESDM ke tempat itu. Ada pun 200 unit lainnya dari Bupati Jabung Barat, sementara 20 converter kit diperoleh dari Corporate Social Responsibility (CSR) PetrcoChina,” kata Wira.
Sumber : inilah.com