“Indonesia punya EBT melebihi keperluan hingga tahun 2050 bahkan cukup hingga 2100, di masa depan biaya listrik nuklir akan tetap lebih tinggi daripada oil and gas, hydro, atau geothermal. Solar dan angin dengan storage juga bisa lebih murah daripada nuklir power,” ujarnya saat webinar IESR, Jumat (11/3).
Baca selengkapnya di Kumparan