Jakarta, 21 Agustus 2024 – Perkembangan energi surya di Indonesia dalam 5 tahun terakhir menemui berbagai fenomena dan tren. Pada sektor seperti rumah tangga dan komersial, terdapat kenaikan permintaan pemasangan PLTS atap. Pada PLTS skala besar (utilitas) sejumlah tantangan seperti lingkungan investasi yang kurang kondusif, aturan TKDN, dan adanya pembatasan menjadi tantangan pengembangan energi surya juga masuknya investor.
Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), dalam pembukaan Indonesia Solar Summit (ISS) 2024 menjelaskan bahwa saat ini Indonesia memiliki peluang untuk menjadi solar hub di kawasan Asia Tenggara.
“Adanya momentum global terhadap transisi energi dan pengembangan energi terbarukan, membuat investor global secara aktif mencari kesempatan di negara dengan perekonomian tumbuh seperti Indonesia. Untuk itu, apabila Indonesia dapat memposisikan diri sebagai solar hub di Asia Tenggara, kita dapat menarik investasi tersebut secara signifikan dan menjadi stimulus perekonomian,” katanya.
Dalam forum ini, IESR mendeklarasikan kerjasama dengan Climate Group RE100, sebuah gerakan global yang mengumpulkan komitmen sektor bisnis untuk menggunakan energi terbarukan 100 persen untuk mendukung operasional bisnisnya.
“RE100 telah berkomitmen untuk berubah dengan lebih dari 430 perusahaan untuk bergabung dalam gerakan ini dengan permintaan listrik agregat lebih dari 555 TWh/tahun dan 121 perusahaan global yang melaporkan operasinya di Indonesia sendiri,” kata Ross Mitchell, Senior Campaign Manager RE100.
Dalam sambutan kuncinya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, juga menyepakati kebutuhan Indonesia membangun industri energi surya dari hulu hingga hilir.
“Indonesia perlu memperluas rantai nilai domestiknya dan saat ini kami tengah membangun lingkungan. Indonesia menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Singapura tentang kerja sama Energi Terbarukan. Melalui kerja sama dengan Singapura, kami telah menarik investasi untuk pengembang listrik sebesar USD 30-50 juta, produsen PV sebesar USD 1,7 miliar, produsen baterai dan inverter sebesar USD 1 miliar,” kata Luhut.
Puah Kok Keong, CEO Energy Market Authorities Singapore menyatakan kesadaran akan dampak iklim dan kebutuhan untuk pemenuhan energi, mendorong Singapura untuk menjalin kerja sama tersebut dengan Indonesia.
“Singapura mencari berbagai opsi untuk memenuhi kebutuhan energi dan mitigasi dampak perubahan iklim dari negara tetangga Singapura. Kerjasama dengan Indonesia merupakan hal yang tak terelakkan,” kata Keong.
Andhika Prastawa, Principal Engineer, National Research and Innovation Agency menyebutkan bahwa kerjasama Indonesia-Singapura merupakan sebuah dorongan utama tumbuhnya industri surya di Indonesia.
“Kerjasama ini harus dilihat bukan hanya sekedar ekspor listrik, namun sebagai kesempatan tumbuhnya industri surya di Indonesia. Hal ini telah menjadi syarat dalam MoU. Kita tidak boleh kehilangan kesempatan untuk mengembangkan industri surya dan kesempatan riset dan pengembangan (R&D) di bidang panel surya,” katanya.
Dewanto, VP Variabel Energi Terbarukan PLN menyatakan bahwa pihaknya berupaya memastikan agar sistem rantai pasok PLTS di Indonesia dibangun berdasarkan transfer teknologi dan pengetahuan.
“Investasi internasional dalam rantai pasok PLTS di Indonesia tidak hanya mendorong pendanaan, tetapi juga mempercepat transfer pengetahuan, terutama untuk memastikan kualitas PLTS yang memenuhi standar internasional,” kata Dewanto.
Eka Satria, CEO Medco Power Indonesia menegaskan pentingnya dukungan pemerintah dalam menentukan perkembangan industri surya di Indonesia.
“Dukungan pemerintah diperlukan untuk mempercepat dan membuka potensi perluasan rantai nilai energi terbarukan di Indonesia, seperti kerangka regulasi dan hukum yang mendukung, insentif dan dukungan bagi pelaku rantai nilai energi terbarukan, serta pengembangan ekosistem infrastruktur,” kata Eka.
Indonesia Solar Summit 2024 diselenggarakan oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenkomarves) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia. ISS 2024 merupakan bagian pra-acara Indonesia Sustainability Forum 2024.
energi surya, Indonesia, PLTS, solar hub, Asia Tenggara, RE100, transisi energi, investasi, rantai pasok, industri surya, MoU, Singapura, IESR, ISS 2024