Mendorong Industri Hijau Tumbuh Subur

Surakarta, 28 Agustus 2024 – Di tengah krisis iklim yang semakin nyata, pertumbuhan industri hijau yang mengutamakan keberlanjutan perlu menjadi fokus utama dalam pembangunan ekonomi di Jawa Tengah. Provinsi ini memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri hijau karena kekayaan sumber daya alamnya, termasuk energi terbarukan, seperti energi surya.

Untuk memperkuat kolaborasi dan inisiasi dalam pengembangan industri hijau, Institute for Essential Services Reform (IESR) bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) menyelenggarakan Diseminasi Industri Hijau non-Agro selama dua hari, pada Selasa (27/8/2024) dan Rabu (28/8/2024). Kegiatan diseminasi ini menjadi bagian dari visi besar Jawa Tengah untuk mempercepat transisi energi dan industri hijau, dengan harapan provinsi ini dapat menjadi model bagi daerah lain dalam menerapkan prinsip-prinsip industri hijau di sektor non-agro.

Bambang Yunianto, Sekretaris Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perindustrian Kota Surakarta, menegaskan kegiatan diseminasi ini menjadi langkah krusial dalam menggerakkan industri hijau di Jawa Tengah. Praktik industri hijau ini mendukung upaya peralihan dari penggunaan energi fosil menuju penggunaan energi terbarukan. 

“Kami berharap, melalui kegiatan ini, dapat terwujud pengembangan industri berbasis lingkungan yang tak hanya efisien dalam penggunaan sumber daya tetapi juga mampu menjadi inspirasi bagi pembangunan berkelanjutan lainnya. Khususnya, implementasi industri hijau untuk IKM batik di Kecamatan Laweyan bisa menjadi contoh nyata bagaimana teknologi inovatif, efisiensi energi, pengelolaan sumber daya yang ramah lingkungan, serta kepatuhan regulasi dapat membawa dampak positif,” ujar Bambang. 

Sri Gadis Pari Bekti, Ketua Tim Dekarbonisasi, Pusat Industri Hijau, Kementerian Perindustrian, menekankan pentingnya efisiensi dalam proses produksi untuk mengurangi dampak lingkungan. Dengan pendekatan ini, limbah dapat diminimalisir, dan dampak kerusakan lingkungan dapat ditekan. Prinsip ini tidak hanya menguntungkan bagi lingkungan tetapi juga untuk masyarakat, dengan cara mendorong pertumbuhan ekonomi yang tidak merusak keseimbangan ekosistem.

“Mengutamakan efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya secara berkelanjutan dalam proses produksi, mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian lingkungan hidup dan memberikan manfaat bagi masyarakat. ” ujar Sri. 

Sementara itu, Faricha Hidayati, Koordinator Proyek Dekarbonisasi Industri, IESR, menambahkan bahwa dekarbonisasi industri sangat diperlukan untuk membatasi peningkatan emisi karbon, yang diproyeksikan akan terus naik seiring pertumbuhan ekonomi. Melalui efisiensi bahan baku dan energi, penerapan energi terbarukan, serta pengelolaan limbah, perusahaan bisa melihat dampak positif pada arus kas mereka. Ini juga membuka peluang bagi perusahaan untuk terus beradaptasi dan berkembang dalam pasar yang semakin mengutamakan keberlanjutan

“Upaya dekarbonisasi industri perlu diiringi bersamaan dengan membangun ekosistem industri hijau dalam kerangka regulasi dan standar, penyediaan energi hijau dan teknologi rendah karbon. Dengan dukungan kebijakan yang tepat dan partisipasi aktif dari pemangku kepentingan, Jawa Tengah memiliki peluang dalam pengembangan industri hijau,” kata Faricha.

Share on :

Leave a comment