Semarang, 20 Maret 2025 – Adanya kerusakan lingkungan yang semakin parah akan mempengaruhi masa depan generasi muda. Mulai dari kualitas udara yang menurun, krisis air bersih, sampai perubahan iklim yang mengganggu pertanian dan kesehatan. Generasi muda, yang belum ikut mengambil keputusan-keputusan itu, justru akan menerima dampak paling besar. Untuk itu, anak muda perlu ikut menyuarakan harapan dan kepeduliannya terhadap bumi ini. Dengan langkah kecil, seperti bergabung dalam komunitas lingkungan, mengedukasi lewat media sosial, atau menciptakan inovasi yang mendukung gaya hidup berkelanjutan—anak muda bisa menjadi bagian penting dari perubahan.
Diah Ayu Ratna Sari, Kepala Bidang Energi Baru Terbarukan, Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, menekankan pentingnya kolaborasi multipihak termasuk generasi muda melalui inovasi teknologi, kewirausahaan, penggerak kesadaran, aksi sosial, hingga sebagai agen edukasi.
“Generasi muda memiliki banyak peran dalam transisi energi, mulai dari inovasi teknologi melalui riset yang sesuai dengan bidang studi maupun kolaborasi, kewirausahaan melalui model bisnis inovatif yang ramah lingkungan seperti jasa pemasangan PLTS, penggerak kesadaran melalui edukasi pemahaman masyarakat tentang energi terbarukan, memberdayakan masyarakat lokal dengan memanfaatkan potensi energi lokal, dan berperan dalam melakukan kampanye energi hijau di komunitas dan institusi pendidikan” ujar Diah dalam Kick-off Central Java Youth Sustainability Forum 2025 pada Kamis (20/03/2025).
Nurul Fadilah, Staff Regional Program Akses Energi Berkelanjutan, IESR, menyatakan bahwa pemuda khususnya mahasiswa memiliki peluang dalam mendorong ekonomi hijau melalui pengembangan green skills dan dapat berkarir di sektor green jobs.
“Transisi energi dapat menciptakan peluang kerja baru dalam sektor energi terbarukan hingga mencapai 3.2 Juta pada tahun 2050 yang membuka peluang pemuda untuk dapat bekerja pada sektor berkelanjutan atau yang dikenal sebagai green jobs,” Imbuh Nurul.
Di sisi lain, Sri Puryono, Guru Besar Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro (UNDIP), menerangkan bahwa kampus dan lembaga riset memiliki peran penting dalam menyiapkan generasi muda dengan green skills, melalui penguatan peran universitas dalam riset terapan, pengembangan pusat inovasi, serta kolaborasi penelitian dengan industri untuk mendukung keberlanjutan.
“Kolaborasi antara akademisi dan industri menjadi kunci dalam menyiapkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan transisi energi. Melalui dukungan pendidikan yang berbasis riset dan inovasi, pemuda tidak hanya dibekali dengan pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat diterapkan pada pengembangan energi terbarukan,” kata Sri,
Sementara itu, Arif Hendro, Manajer Penjualan Daerah, PT SUN Energy, mengungkapkan bahwa kesempatan karir dalam pemanfaatan energi surya terbuka luas mengingat besarnya potensi energi surya di Jawa Tengah, baik untuk lulusan baru maupun profesional berpengalaman, dengan posisi pekerjaan yang beragam seperti pengembangan bisnis, penjualan, dukungan teknis, serta spesialis komunikasi pemasaran.
“Potensi energi surya di Jawa Tengah sangat besar, membuka peluang karir luas bagi lulusan baru maupun profesional berpengalaman. Kami membutuhkan tenaga muda yang siap berkontribusi dalam pengembangan bisnis, penjualan, dukungan teknis, hingga komunikasi pemasaran di sektor energi terbarukan” – Kata Arif