Jakarta, 21 Oktober 2024 – Sisa enam tahun lagi, Nusa Penida akan menjadi pulau 100 persen energi terbarukan pada tahun 2030, yang merupakan bagian dari inisiatif Bali Net Zero Emission (NZE) 2045 yang diluncurkan oleh Pemerintah Provinsi Bali dan didukung oleh IESR serta stakeholder lainnya pada Agustus 2023. Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa menekankan, inisiatif Nusa Penida 100% Energi Terbarukan ini menjadi salah satu langkah nyata untuk dekarbonisasi sistem penyediaan energi di Bali, terutama sistem kelistrikan yang saat ini masih didominasi energi fosil seperti batubara dan diesel, yang menyebabkan emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim.
“Adanya pemanfaatan energi terbarukan di wilayah tersebut akan meningkatkan daya tarik Nusa Penida sebagai tujuan wisata utama, yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat dan melestarikan lingkungan alam Bali,” kata Fabby dalam Siaran Langsung RRI Denpasar Pro 1 bertajuk “Nusa Penida 100% Energi Terbarukan” pada Sabtu (19/10/2024).
Untuk merealisasikan inisiatif Nusa Penida 100% Energi Terbarukan tersebut, Menurut Fabby, peta jalan telah dibuat, yang terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama berfokus pada peningkatan kapasitas energi terbarukan untuk memenuhi pertumbuhan permintaan listrik yang terus meningkat. Tahap kedua adalah pengurangan penggunaan PLTD, yang saat ini sangat mahal dan membutuhkan subsidi besar. Dengan penggantian oleh energi terbarukan, diharapkan subsidi ini dapat dikurangi. Pada tahap ketiga, pembangkit diesel akan digantikan sepenuhnya oleh energi terbarukan. Selain itu, penyimpanan energi menjadi komponen penting dari transisi ini. Teknologi seperti baterai dan pump hydro energy storage (PHES) menggunakan air laut dipertimbangkan untuk memastikan pasokan energi stabil, bahkan saat matahari tidak bersinar.
“Potensi energi terbarukan di Nusa Penida cukup besar untuk memenuhi kebutuhan listrik yang diproyeksikan meningkat dua kali lipat dalam lima tahun mendatang. Dengan kolaborasi antara pemerintah, PLN, dan berbagai stakeholder, proyek ini diharapkan berjalan sukses dan menjadi model bagi transisi energi terbarukan di tempat lain,” tegas Fabby.
Selain itu, menurut Fabby, inisiatif Nusa Penida 100% energi terbarukan ini dapat mengurangi subsidi listrik, sehingga biaya produksi listrik akan turun dan anggaran negara dapat dialokasikan untuk pengembangan sektor lain. Penghematan subsidi menjadi salah satu target penting dari proyek energi terbarukan ini. Tidak hanya itu, kolaborasi antara berbagai pihak menjadi kunci kesuksesan inisiatif ini. IESR bersama dengan PLN dan dukungan dari stakeholder seperti universitas, asosiasi energi terbarukan, serta masyarakat lokal di Nusa Penida diharapkan mampu mewujudkan Nusa Penida sebagai pulau 100% energi terbarukan pada 2030.
Siaran Ulang